5. Mengusap Kepala Anak Yatim
Menunjukkan kasih sayang kepada anak yatim, termasuk dengan mengusap kepala mereka, merupakan bentuk perhatian yang sangat dianjurkan di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas yang telah disebutkan sebelumnya, disebutkan bahwa seseorang yang mengerjakan amalan tersebut akan ditingkatkan derajatnya. Rasulullah SAW bersabda:
"...Barang siapa mengusap kepala anak-anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat..."
6. Memberi Makan Orang Mukmin yang Berbuka Puasa
Masih dari hadits dari Ibnu Abbas, amalan saleh lainnya yang dianjurkan di bulan Muharram, khususnya pada hari Asyura (10 Muharram), adalah memberi makan orang mukmin yang berbuka puasa. Amalan ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti berbagi takjil, mengundang teman atau keluarga untuk berbuka bersama, atau bersedekah makanan kepada orang yang membutuhkan.
7. Memperbanyak Istighfar
Di bulan Muharram, umat muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak permohonan ampun kepada Allah SWT. Salah satu bacaan istighfar yang paling utama dan sangat dianjurkan adalah sayyidul istighfar.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga." (HR. Bukhari no. 6.306)
Berikut ini bacaan sayyidul istighfar:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنتَ.
Arab Latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu. A-'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu-u laka bini'matika 'alayya wa abuu-u laka bi-dzanbii, faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah Menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji- Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada- Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab, tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu."
8. Menggunakan Celak Mata dengan Itsmit
Menggunakan celak atau eyeliner dari batu itsmit saat hendak tidur merupakan sunah yang pernah dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Kandungan dalam celak itsmit dipercaya dapat memperjelas penglihatan serta merangsang pertumbuhan bulu mata. Bahkan Rasulullah pernah menganjurkan memakai celak, berikut bunyi haditsnya:
عَلَيْكُمْ بِالْإِثْمِدِ عِنْدَ النَّوْمِ، فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ، وَيُنْبِتُ الشَّعَرَ
Artinya: "Bercelaklah dengan itsmid, karena ia dapat menerangkan pandangan dan menumbuhkan bulu (mata)," (HR At Tirmidzi).
9. Memperbanyak Taubat
Berdasarkan firman Allah dalam QS An-Nūr (24):31, Allah memerintahkan seluruh orang beriman untuk bertaubat, “...dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung.”
Ayat ini menegaskan pentingnya taubat sebagai bentuk pembersihan jiwa, terlebih di bulan-bulan suci seperti Muharram yang termasuk Asyhurul Hurum.
Dalam buku Al-Tawbah: The Concept of Repentance in Islam oleh Muhammad Al-Ghazali (2001), dijelaskan bahwa taubat yang sungguh-sungguh adalah kunci kembali kepada fitrah manusia dan penentu keberhasilan spiritual seorang Muslim.
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad yang dikutip dalam Musnad Ahmad bin Hanbal, Rasulullah SAW bersabda, “Beruntunglah orang yang mendapati dalam catatan amalnya istighfār yang banyak” (Musnad Ahmad, 1985). Hadis ini menjadi pengingat untuk memperbanyak istighfār, terutama di bulan-bulan haram yang dimuliakan.
10. Menghindari permusuhan & tindakan dosa
Allah SWT mengingatkan dalam QS At-Taubah (9):36: “Janganlah kamu menzalimi dirimu sendiri pada bulan-bulan itu (bulan haram)”.
Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan dalam ayat tersebut, di mana umat Islam dilarang melakukan kezaliman, termasuk permusuhan dan konflik.
Dalam jurnal Etika Islam dalam Menjaga Ukhuwah Islamiyah oleh Ahmad Taufik (2020) yang dimuat di Garuda.kemdikbud.go.id, dijelaskan bahwa menghindari pertikaian merupakan bagian dari menjaga ukhuwah dan stabilitas sosial dalam masyarakat muslim.
Buku Al-Akhlaq karya Ahmad Amin (1983) menjelaskan bahwa menghindari dosa serta menjaga kesabaran terhadap sesama manusia adalah pilar penting dalam pembentukan moral dan peradaban Islam.
11. Menjaga Akhlak Mulia & Sikap Amanah
Buku Al-Akhlaq menyebutkan bahwa akhlak seperti kejujuran, amanah, dan keadilan muncul dari nurani manusia, menjadikannya kebutuhan mendasar dalam pendidikan karakter.
Amanah sebagai wujud taqwa, menurut artikel di situs Kementerian Agama (2019) Rasulullah SAW termasuk teladan dalam amanah dan kejujuran, dan umat Islam diperintahkan untuk meneladani sikap tersebut sebagai bentuk implementasi iman dan kesalehan sosial.