11 Desain Rumah Murah Sederhana di Pedesaan 2025, Nyaman dan Bikin Betah

19 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Tinggal di wilayah yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota kini semakin diminati oleh banyak orang. Salah satu pilihan populer adalah membangun rumah murah sederhana di pedesaan, di mana menawarkan suasana damai serta udara segar. Dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan hunian di perkotaan, rumah di desa memberikan kenyamanan dan ketenangan yang sulit ditemukan di tengah keramaian.

Banyak keluarga muda dan pensiunan mulai mempertimbangkan untuk menetap di daerah yang masih asri. Keberadaan rumah murah sederhana di pedesaan menjadi solusi ideal, bagi mereka yang ingin hidup lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas tempat tinggal. Lokasi yang jauh dari polusi, serta pemandangan alam yang indah, turut menjadi daya tarik utama dari hunian tipe ini.

Tak hanya ekonomis, membangun rumah di desa juga membuka peluang untuk menata kehidupan yang lebih seimbang. Rumah murah sederhana di pedesaan sering kali dirancang dengan konsep fungsional, memaksimalkan ruang tanpa perlu konstruksi yang rumit. Material lokal yang mudah diperoleh juga membantu menekan biaya pembangunan secara signifikan.

Selain itu, tinggal di pedesaan memungkinkan interaksi sosial yang lebih hangat dan erat dengan tetangga sekitar. Keberadaan rumah murah sederhana di pedesaan menjadi pilihan tepat bagi siapa pun yang menginginkan ketenangan hidup serta lingkungan penuh keakraban. Ini adalah langkah bijak untuk menciptakan tempat pulang yang nyaman dan menenangkan jiwa.

Berikut ini beberapa rekomendasi rumah murah sederhana di pedesaan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (13/6/2025).

Di balik bentuknya yang mungil, para pembuat rumah mendesain agar rumah ini terlihat lebih luas dan nyaman.

1. Rumah Panggung Kayu Minimalis

Rumah panggung berbahan kayu menjadi salah satu pilihan ideal untuk daerah pedesaan yang memiliki kontur tanah lembap atau rawan banjir musiman. Biasanya konstruksi rumah ini memanfaatkan material lokal seperti kayu kelapa, kayu jati belanda, atau kayu kamper. Selain memberikan kesan alami, rumah panggung juga meningkatkan sirkulasi udara di bawah bangunan, sehingga lebih sejuk di dalam rumah. Model rumah ini sangat menyatu dengan lingkungan pedesaan yang masih hijau dan asri, serta biaya pembangunannya relatif ringan karena tidak memerlukan pondasi beton yang dalam.

2. Rumah Tipe 36 dengan Atap Pelana

Desain rumah tipe 36 merupakan salah satu model hunian yang paling banyak diminati karena fungsional dan efisien. Rumah ini umumnya terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang tamu yang merangkap ruang keluarga, serta dapur terbuka di bagian belakang. Atap pelana yang digunakan pada model ini memiliki bentuk sederhana dan mampu mengalirkan air hujan dengan baik, sangat cocok untuk iklim tropis di daerah pedesaan. Biaya pembangunan rumah tipe ini bervariasi, namun umumnya dapat direalisasikan dengan anggaran sekitar Rp50 juta hingga Rp80 juta, tergantung pilihan material dan finishing yang digunakan.

3. Rumah Batu Bata Ekspos

Model rumah dengan bata merah ekspos mengusung gaya rustic yang khas dan alami. Pada desain ini, dinding tidak perlu diplester atau dicat, sehingga bisa menghemat biaya finishing secara signifikan. Tekstur dan warna alami dari batu bata memberikan nuansa hangat dan menyatu dengan suasana desa yang tenang. Selain tampilannya unik, rumah ini juga tahan lama dan mudah dalam perawatan, menjadikannya pilihan ekonomis bagi keluarga yang ingin membangun rumah dengan karakter kuat tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

4. Rumah Semi Permanen dengan Dinding Papan

Rumah semi permanen merupakan pilihan tepat bagi masyarakat pedesaan yang membutuhkan hunian cepat dan biaya ringan. Konstruksi rumah ini biasanya menggunakan rangka dari kayu dan dinding dari papan atau tripleks. Selain lebih mudah dibangun, rumah jenis ini juga cocok untuk lokasi dengan akses material yang terbatas atau daerah yang masih minim pembangunan infrastruktur. Rumah semi permanen ini cocok untuk keluarga kecil dan dapat direnovasi atau diperluas seiring waktu saat dana mencukupi.

5. Rumah Limasan Jawa Modern

Rumah limasan merupakan desain arsitektur tradisional khas Jawa Tengah yang dikenal dengan bentuk atap limas bertumpuk dan sirkulasi udara yang sangat baik. Dalam versi modern, rumah limasan dapat dimodifikasi dengan bentuk minimalis, menggunakan perpaduan antara kayu dan beton sebagai struktur utama. Rumah ini tetap mempertahankan nuansa budaya lokal namun tampil lebih modern dan cocok untuk anak muda atau keluarga kecil yang tinggal di desa. Biaya konstruksinya relatif terjangkau, terutama jika dibangun di daerah asalnya di mana material dan tenaga kerja lokal mudah diperoleh.

6. Rumah Kontainer Sederhana

Inovasi rumah dari kontainer bekas kini mulai diminati di berbagai daerah, termasuk pedesaan. Kontainer bekas yang telah dimodifikasi dengan penambahan ventilasi, jendela, serta insulasi sederhana dapat diubah menjadi rumah yang fungsional dan unik. Rumah ini sangat cocok untuk lokasi pedesaan yang ingin mengusung konsep modern minimalis namun tetap hemat biaya. Pembangunannya dapat dilakukan dengan estimasi anggaran sekitar Rp30 juta hingga Rp70 juta, tergantung kelengkapan fasilitas interior yang dipasang.

7. Rumah Beton Plester Tanpa Finishing Cat

Rumah dengan struktur utama dari beton, lalu dilapisi plester tanpa finishing cat, merupakan solusi hemat untuk membangun rumah di desa. Desain ini menonjolkan kekuatan struktur bangunan tanpa memerlukan biaya tambahan untuk pengecatan. Untuk menambah estetika, pemilik rumah dapat menambahkan elemen kayu atau roster di jendela dan pintu. Meskipun sederhana, rumah ini tetap terlihat bersih, kuat, dan sangat cocok bagi yang mengutamakan fungsi dibanding tampilan luar.

8. Rumah Compact dengan Desain Model L

Model rumah mungil berbentuk huruf L cocok dibangun di lahan yang terbatas atau berada di sudut pekarangan. Desain ini memungkinkan pemanfaatan ruang yang efisien, seperti menempatkan dapur di sudut dan membuat dua kamar tidur yang terpisah dari ruang tamu. Rumah ini memberikan nuansa yang nyaman dan privat meski berukuran kecil. Cocok untuk pasangan muda atau keluarga kecil yang ingin rumah dengan ruang cukup tanpa perlu lahan luas.

9. Rumah Tembok Bawah dan Anyaman Bambu di Atas

Model rumah ini memadukan bahan batu bata atau batako pada bagian bawah tembok, sedangkan bagian atasnya menggunakan anyaman bambu (gedeg). Desain ini tidak hanya hemat biaya, tetapi juga sangat mendukung ventilasi alami, membuat rumah terasa lebih sejuk tanpa pendingin ruangan. Material bambu dan batu bata yang tersedia secara lokal juga membuat biaya logistik jauh lebih rendah, cocok untuk masyarakat desa yang ingin membangun rumah dengan pendekatan ramah lingkungan.

10. Rumah Satu Lantai Tanpa Sekat Banyak

Konsep rumah satu lantai tanpa banyak sekat memberikan kesan lapang dan memudahkan mobilitas di dalam rumah. Ruang tamu, dapur, dan ruang makan biasanya digabung dalam satu area terbuka (open space), sementara kamar tidur tetap dipisahkan untuk privasi. Model ini sangat cocok bagi pasangan lansia, keluarga kecil, atau individu yang tinggal sendiri. Selain hemat biaya, rumah ini juga mudah dalam hal perawatan dan pengaturan furnitur.

11. Rumah Mungil dengan Teras Depan yang Luas

Di pedesaan, teras sering kali menjadi bagian penting dari rumah karena digunakan untuk bersantai, menerima tamu, atau bahkan tempat anak bermain. Desain rumah mungil dengan fokus pada teras depan yang luas menjadi solusi untuk menciptakan interaksi sosial yang nyaman tanpa harus mengorbankan ruang dalam rumah. Teras ini dapat dibuat menggunakan dak semen atau kayu, dan cukup dinaungi atap sederhana agar teduh dan tidak terkena hujan langsung.

FQA Seputar Rumah Murah Sederhana di Pedesaan

1. Apa yang dimaksud dengan rumah murah sederhana di pedesaan?

Rumah murah sederhana di pedesaan adalah jenis hunian yang dibangun dengan desain minimalis dan biaya pembangunan yang relatif rendah, disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan ketersediaan lahan di daerah pedesaan. Biasanya, rumah ini dibangun tanpa banyak sekat, menggunakan material lokal, dan difokuskan pada fungsi dasar seperti tempat tinggal yang layak, sejuk, dan mudah dirawat.

2. Berapa kisaran biaya membangun rumah sederhana di desa?

Biaya pembangunan rumah sederhana di desa sangat bervariasi tergantung ukuran, jenis material, dan tenaga kerja. Umumnya, rumah kecil tipe 36 bisa dibangun dengan anggaran mulai dari Rp50 juta hingga Rp80 juta. Namun, untuk rumah semi permanen atau rumah dengan material lokal seperti bambu atau kayu, biayanya bisa lebih rendah, bahkan mulai dari Rp25 juta saja.

3. Apakah rumah di desa bisa dibangun dengan desain modern?

Tentu saja. Saat ini banyak masyarakat desa yang memilih desain modern minimalis atau kontemporer. Rumah dengan konsep terbuka, pencahayaan alami, dan ventilasi maksimal sangat cocok diterapkan di lingkungan desa yang asri. Desain modern juga bisa dipadukan dengan elemen lokal seperti kayu atau batu alam agar tetap harmonis dengan lingkungan sekitar.

4. Material apa saja yang cocok untuk membangun rumah murah di pedesaan?

Material yang umum dan cocok digunakan antara lain batu bata merah, batako, papan kayu, bambu, seng, hingga beton ringan. Untuk menekan biaya, masyarakat juga sering memanfaatkan material lokal yang tersedia di sekitar seperti bambu dan kayu pohon kelapa. Material tersebut tidak hanya ekonomis, tapi juga mudah didapat dan ramah lingkungan.

5. Bagaimana cara menekan biaya pembangunan rumah di desa?

Beberapa cara untuk menghemat biaya antara lain:

  • Menggunakan desain rumah tanpa banyak sekat
  • Memanfaatkan material lokal
  • Membangun rumah bertahap sesuai kemampuan dana
  • Tidak menggunakan finishing mahal seperti cat eksterior atau plafon
  • Mengandalkan tenaga kerja lokal dengan sistem borongan
Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|