Liputan6.com, Jakarta Lingkungan rumah yang aman dan nyaman tentu menjadi impian setiap orang. Namun, kehadiran ular sering kali menjadi momok menakutkan, apalagi jika rumah berada dekat sawah. Salah satu solusi alami dan estetis untuk mencegah ular masuk ke halaman atau pekarangan adalah dengan menanam tanaman pagar yang secara alami bersifat anti ular.
Beberapa tanaman ternyata memiliki aroma atau kandungan tertentu yang tidak disukai ular. Beberapa di antaranya bahkan mampu mengganggu sistem sensor ular yang sensitif, sehingga membuat hewan melata ini enggan mendekat. Menariknya, tanaman-tanaman ini tidak hanya berfungsi sebagai pengusir ular, tetapi juga mempercantik tampilan pagar dan memberikan nuansa hijau yang menenangkan.
Berikut tanaman pagar anti ular kobra yang bisa ditanam di rumah, cocok untuk Anda yang rumahnya berada di tepi sawah.
1. Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Serai wangi dikenal sebagai tanaman aromatik yang mengandung citronella — senyawa yang sangat kuat dan tidak disukai oleh ular. Aroma ini bekerja sebagai penolak alami terhadap berbagai jenis serangga dan reptil. Ular memiliki organ Jacobson yang sangat sensitif terhadap aroma, dan citronella yang dikeluarkan serai wangi dapat menyebabkan disorientasi pada ular sehingga mereka menjauh dari area tersebut. Selain menjadi pelindung alami, tanaman ini juga menambah nilai estetika pagar rumah dengan bentuk daunnya yang ramping dan bergerombol.
Tips merawat: Untuk merawat serai wangi, pastikan tanaman ini mendapatkan sinar matahari penuh sepanjang hari. Tanah yang digunakan sebaiknya cukup gembur dan tidak tergenang air. Siram dua hingga tiga kali seminggu, tergantung kondisi cuaca. Pemangkasan rutin juga penting dilakukan agar tanaman tetap rapi dan merangsang pertumbuhan tunas baru. Jika ditanam sebagai pagar, serai wangi sebaiknya disusun rapat agar membentuk barikade alami yang efektif.
2. Lavender
Lavender terkenal dengan aroma lembut dan warna ungu yang menawan. Namun bagi ular, aroma tersebut justru menjadi gangguan karena terlalu tajam bagi sistem penciuman mereka. Senyawa linalool dan linalyl acetate dalam lavender berperan sebagai pengusir alami bagi reptil dan serangga. Karena aromanya cukup bertahan lama, lavender menjadi pilihan populer untuk dijadikan tanaman pagar sekaligus sebagai penenang alami bagi penghuni rumah.
Tips merawat: Tanaman ini menyukai sinar matahari penuh dan tanah berdrainase baik. Perlu diperhatikan bahwa lavender lebih baik tumbuh di tanah yang tidak terlalu lembap. Siram tanaman ini hanya saat tanahnya benar-benar kering. Pemangkasan dilakukan setelah masa berbunga untuk mempertahankan bentuk dan merangsang pertumbuhan tunas baru. Lavender juga cocok dipadukan dengan tanaman aromatik lainnya seperti rosemary untuk efek anti ular yang lebih kuat.
3. Marigold
Marigold adalah tanaman bunga dengan warna cerah seperti oranye dan kuning, yang selain cantik juga berfungsi sebagai pengusir ular. Tanaman ini mengeluarkan aroma menyengat dari akar dan daun, serta mengandung senyawa thiophenes yang terbukti secara ilmiah mengganggu sistem sensorik reptil. Selain ular, marigold juga ampuh menolak serangga seperti nyamuk dan kutu daun, menjadikannya tanaman multifungsi untuk perlindungan rumah.
Tips merawat: Merawat marigold relatif mudah karena tanaman ini cukup tahan panas. Ia tumbuh optimal di bawah sinar matahari penuh dengan tanah yang tidak terlalu lembap. Siram secukupnya saat tanah mulai kering dan tambahkan kompos organik setiap dua minggu untuk merangsang bunga. Pemangkasan bunga yang layu dapat merangsang bunga baru. Marigold dapat ditanam secara berjajar di tepi pagar atau dicampur dengan tanaman pengusir lainnya sebagai pagar hidup.
4. Sambung Nyawa (Gynura procumbens)
Tanaman sambung nyawa dikenal sebagai tanaman herbal yang kaya manfaat kesehatan, tetapi juga memiliki karakteristik yang tidak disukai ular. Getah dan aroma khas dari daunnya bisa mengganggu indra penciuman ular yang sensitif. Selain itu, bentuk daunnya yang lebat dan rimbun mampu menutupi jalur masuk ular ke pekarangan rumah, sehingga menciptakan penghalang alami.
Tips merawat: Untuk perawatan, sambung nyawa tidak memerlukan perlakuan khusus. Ia mudah tumbuh di iklim tropis dengan sinar matahari tidak langsung. Cukup disiram dua kali seminggu dan dipangkas bila terlalu tinggi. Tanaman ini dapat diperbanyak dengan cara stek batang, menjadikannya cepat menyebar untuk menutup pagar rumah. Selain sebagai pengusir ular, sambung nyawa juga bisa dimanfaatkan untuk ramuan herbal keluarga.
5. Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)
Lidah mertua memiliki struktur daun yang keras dan runcing, yang membuat ular enggan merayap di dekatnya. Daunnya tumbuh tegak ke atas dan biasanya cukup padat jika ditanam berjejer. Selain itu, tanaman ini juga mengeluarkan zat tertentu yang meskipun tidak beraroma kuat, tetap memberikan efek tidak nyaman bagi hewan melata.
Tips merawat: Merawat lidah mertua sangatlah mudah. Ia termasuk tanaman tahan banting dan bisa bertahan di dalam maupun luar ruangan. Cukup siram seminggu sekali, karena terlalu banyak air justru membuat akarnya busuk. Idealnya ditanam di tanah berpasir atau pot besar yang diletakkan berjajar di sekitar pagar. Tanaman ini juga memiliki nilai estetika tinggi karena bentuknya yang unik dan modern.
6. Nanas (Ananas comosus)
Tanaman nanas memiliki daun tajam dengan ujung berduri yang menjadi penghalang alami terhadap ular. Struktur ini dapat melukai atau menyulitkan ular yang hendak menyelinap di antara pagar. Selain itu, bagian tengah tanaman yang padat dan sulit ditembus menciptakan area perlindungan efektif dari ancaman hewan melata.
Tips merawat: Untuk menanam nanas, Anda bisa menggunakan mahkota buah yang ditanam kembali di tanah subur. Tanaman ini menyukai sinar matahari langsung dan tidak memerlukan penyiraman berlebihan. Beri jarak antar tanaman sekitar 50–60 cm untuk memberi ruang tumbuh dan menghindari pembusukan. Sebagai tambahan, tanaman nanas juga memberi hasil panen buah yang segar dan bisa dikonsumsi.
7. Citronella (Cymbopogon winterianus)
Citronella merupakan kerabat dekat serai wangi, dan dikenal karena kemampuannya mengeluarkan aroma citronellal yang sangat menyengat bagi ular. Aroma ini mengacaukan sistem navigasi ular yang mengandalkan penciuman dan getaran, sehingga mencegah mereka mendekat ke lingkungan tempat tanaman ini tumbuh.
Tips merawat: Citronella paling baik tumbuh di daerah dengan sinar matahari penuh dan tanah berdrainase baik. Siram dua kali seminggu atau saat tanah mulai mengering. Tanaman ini juga perlu dipangkas secara rutin agar tetap rapi dan merangsang pertumbuhan baru. Sangat cocok ditanam berkelompok di sekitar pagar atau batas pekarangan rumah untuk perlindungan maksimal.
8. Tanaman Mint (Mentha)
Tanaman mint terkenal dengan aroma menyegarkannya, namun bagi ular aroma ini justru menjadi pengganggu yang kuat. Senyawa menthol dalam mint menghasilkan sensasi dingin dan menyengat yang tidak disukai ular. Selain itu, daun mint tumbuh padat dan cepat menyebar, menjadikannya pagar hidup yang efektif.
Tips merawat: Tanaman ini cocok ditanam di area dengan sinar matahari tidak langsung atau setengah teduh. Mint menyukai tanah yang lembap, sehingga perlu disiram setiap hari saat musim panas. Namun hindari genangan air karena bisa menyebabkan akar busuk. Pangkas daun secara rutin agar tidak merambat liar dan tetap terkendali. Mint juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan minuman dan penyegar alami.
9. Rosemary (Salvia rosmarinus)
Rosemary adalah tanaman aromatik yang dikenal luas dalam dunia kuliner, namun siapa sangka aromanya yang khas juga sangat tidak disukai oleh ular. Senyawa dalam rosemary, seperti cineole dan camphor, memancarkan bau tajam yang menstimulasi sistem penciuman ular secara berlebihan, sehingga membuat mereka menjauh. Selain itu, daun rosemary yang kaku dan tumbuh rapat juga menciptakan penghalang fisik alami di sekitar pagar.
Tips merawat: Untuk merawat rosemary, Anda cukup menanamnya di area yang terkena sinar matahari penuh. Tanaman ini tidak menyukai tanah yang terlalu lembap, jadi pastikan media tanam memiliki drainase yang baik. Siram dua hingga tiga kali seminggu, tergantung kelembapan tanah. Pangkas pucuk secara berkala agar pertumbuhannya terkendali dan membentuk pagar yang rapi. Rosemary juga tahan terhadap hama dan cocok ditanam berdampingan dengan lavender atau mint.
10. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Temulawak adalah tanaman rimpang yang mengandung minyak atsiri tinggi dengan aroma kuat. Komponen aktif seperti xanthorrhizol dan kurkumin memancarkan bau khas dari akar dan daunnya yang tidak disukai oleh ular. Ular mengandalkan indra penciumannya untuk berburu dan menavigasi, dan aroma menyengat dari tanaman ini dapat mengganggu proses tersebut.
Tips merawat: Tanaman temulawak tumbuh subur di tanah gembur dan lembap. Ia menyukai tempat yang agak teduh atau sinar matahari tidak langsung sepanjang hari. Siram setiap dua hari sekali, dan pastikan tanah tidak menggenang agar rimpangnya tidak membusuk. Setelah 7–8 bulan, Anda dapat memanen rimpangnya dan menanam ulang dari potongan tunas. Tanaman ini cocok dijadikan pagar herbal yang bermanfaat ganda.
11. Kemangi (Ocimum basilicum)
Kemangi tidak hanya dikenal karena aroma dan rasanya yang khas dalam masakan, tetapi juga karena efek pengusir ularnya. Daunnya mengandung senyawa eugenol dan estragol yang beraroma tajam dan sangat menyengat bagi ular. Ular yang sangat mengandalkan organ Jacobson untuk mencium feromon dan aroma akan merasa terganggu dengan keberadaan tanaman ini, sehingga enggan mendekati area tempat kemangi ditanam.
Tips merawat: Tanaman ini relatif mudah ditanam di pekarangan rumah. Kemangi menyukai sinar matahari penuh dan tanah yang lembap, tetapi tidak tergenang. Siram setiap pagi atau sore, terutama saat musim kemarau. Pangkas bunga yang muncul agar tanaman tetap memproduksi daun. Dengan menanam kemangi secara berjajar di sepanjang pagar, Anda tidak hanya mengusir ular tetapi juga menyediakan bahan masakan segar setiap hari.
12. Zodia (Evodia suaveolens)
Zodia dikenal sebagai tanaman pengusir serangga dan reptil karena mengandung evodiamine, senyawa aktif yang aromanya sangat menyengat. Ular sangat tidak tahan terhadap aroma yang dikeluarkan daun zodia, terutama ketika daunnya tergesek angin. Selain itu, struktur daunnya yang lebat juga membantu menciptakan area penghalang yang mengurangi kemungkinan ular masuk ke pekarangan.
Tips merawat: Tanaman ini paling baik ditanam di lokasi yang terkena sinar matahari tidak langsung. Zodia menyukai tanah yang agak lembap namun berdrainase baik. Siram satu hingga dua kali sehari tergantung kondisi cuaca. Pangkas secara berkala agar tanaman tetap rapi dan tidak terlalu tinggi. Zodia sangat cocok ditanam di pinggiran pagar atau dalam pot besar yang disusun rapat sebagai pagar hidup aromatik.
13. Sereh Dapur (Cymbopogon citratus)
Sereh dapur, meskipun utamanya digunakan untuk memasak, juga memiliki kemampuan mengusir ular berkat kandungan citronellal yang mirip dengan serai wangi. Aroma kuat dari daunnya mengganggu penciuman ular dan mencegah mereka masuk ke wilayah tempat tanaman ini tumbuh. Selain itu, daunnya yang tajam dan bergerombol rapat juga menjadi penghalang fisik yang efektif.
Tips merawat: Untuk perawatan, sereh dapur memerlukan sinar matahari penuh dan tanah yang kering. Tanaman ini tumbuh dengan cepat dan kuat di daerah tropis. Siram dua kali seminggu atau saat tanah mulai kering. Pangkas daun tua secara rutin agar pertumbuhan tetap seimbang. Anda bisa menanamnya di sepanjang pagar dengan jarak antar rumpun sekitar 30 cm untuk hasil maksimal sebagai pagar anti ular.
14. Pandan (Pandanus amaryllifolius)
Pandan memiliki daun yang panjang, tajam di bagian ujung dan tepi, serta mengeluarkan aroma khas yang cukup kuat. Ular sangat tidak menyukai struktur daun yang bisa melukai tubuh mereka saat merayap, ditambah dengan aroma menyengat dari tanaman ini yang bisa mengganggu sistem penciumannya. Karena bentuk pertumbuhannya yang padat dan tajam, pandan sangat efektif sebagai penghalang alami di pagar rumah.
Tips merawat: Perawatan pandan relatif mudah. Tanaman ini tumbuh subur di tempat yang lembap dengan sinar matahari cukup. Siram setiap dua hari sekali, terutama jika ditanam di tanah yang cepat kering. Pangkas daun-daun tua untuk menjaga tampilan tetap rapi dan merangsang pertumbuhan daun baru. Selain sebagai pengusir ular, daun pandan juga bermanfaat dalam kuliner dan pewangi alami.
15. Lengkuas (Alpinia galanga)
Lengkuas memiliki aroma khas yang berasal dari senyawa seperti galangol dan eugenol, yang berfungsi sebagai pengusir alami terhadap berbagai jenis reptil termasuk ular. Aroma menyengat ini dilepaskan oleh akarnya dan juga daunnya jika tergesek. Bentuk tanaman yang tumbuh rimbun dan tegak menjadikannya pelindung visual sekaligus penghalang fisik yang sulit ditembus oleh ular.
Tips merawat: Lengkuas dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi dengan sinar matahari cukup. Gunakan tanah gembur yang kaya bahan organik dan pastikan pengairan cukup tanpa menyebabkan genangan. Siram setiap dua atau tiga hari, dan tambahkan pupuk kandang sebulan sekali untuk pertumbuhan optimal. Lengkuas juga sangat cocok dipadukan dengan kunyit dan jahe sebagai pagar herbal multifungsi.
16. Bawang Putih
Bawang putih tidak hanya berguna sebagai bumbu dapur, tapi juga efektif mengusir ular karena mengandung alisin — senyawa belerang yang aromanya sangat menyengat. Ular sangat tidak menyukai aroma ini dan akan cenderung menghindari lokasi dengan kandungan belerang tinggi. Beberapa orang bahkan menggunakan irisan bawang putih sebagai pengusir ular darurat, tapi menanamnya langsung jauh lebih efisien dan tahan lama.
Tips merawat: Untuk menanam bawang putih sebagai pagar, Anda bisa menyusunnya berderet di bagian pinggir pekarangan. Tanaman ini menyukai tanah gembur dan sinar matahari penuh. Tanam umbi dengan bagian runcing menghadap ke atas dan beri jarak antar tanaman. Siram dua kali seminggu atau saat tanah mulai mengering. Setelah sekitar 3–4 bulan, tanaman ini bisa dipanen, dan Anda dapat menyisakan sebagian untuk ditanam kembali agar pagar tetap terisi penuh.
17. Kaktus
Kaktus memiliki duri tajam di seluruh permukaan batang dan cabangnya, menjadikannya tanaman yang secara fisik tidak ramah bagi ular. Tanaman ini juga bisa ditanam secara rapat untuk menciptakan pagar pelindung yang efektif. Ular secara naluriah akan menghindari area berduri karena berpotensi melukai tubuh mereka saat bergerak.
Tips merawat: Perawatan kaktus sangat mudah dan cocok untuk Anda yang tidak memiliki banyak waktu. Tanaman ini hanya perlu disiram seminggu sekali atau bahkan lebih jarang, tergantung kelembapan udara. Letakkan di area dengan sinar matahari penuh agar tumbuh maksimal. Jenis-jenis kaktus tinggi seperti Opuntia atau Cereus sangat cocok dijadikan pagar pelindung rumah.
Tips Penanaman di Pinggir Sawah
- Kombinasikan Beberapa Tanaman: Menanam beberapa jenis tanaman pengusir ular secara bersamaan akan meningkatkan efektivitasnya.
- Pemangkasan Rutin: Lakukan pemangkasan secara rutin untuk menjaga bentuk dan kepadatan tanaman, serta mencegah ular berlindung di dalamnya.
- Penanaman Berlapis: Tanam tanaman dengan tinggi yang bervariasi untuk menciptakan penghalang alami yang efektif.
- Perawatan Berkala: Pastikan tanaman mendapatkan cukup sinar matahari dan air, serta perhatikan kebutuhan nutrisi tanah.
People Also Ask (FAQ)
1. Apakah benar tanaman bisa mengusir ular secara alami?
Ya, beberapa tanaman mengandung senyawa aromatik atau memiliki struktur fisik yang membuat ular merasa terganggu atau tidak nyaman. Misalnya, tanaman yang mengandung citronella, eugenol, atau memiliki daun berduri akan membuat ular enggan mendekat.
2. Apakah tanaman anti ular aman untuk anak-anak dan hewan peliharaan?
Sebagian besar aman, namun ada beberapa tanaman seperti bawang putih dan rosemary yang bisa bersifat iritatif jika tertelan dalam jumlah besar. Sebaiknya letakkan tanaman berduri seperti kaktus di tempat yang tidak mudah dijangkau anak kecil.
3. Apakah tanaman-tanaman ini juga mengusir serangga?
Banyak dari tanaman anti ular juga efektif mengusir serangga, seperti lavender, mint, dan zodia. Kandungan aromatiknya bersifat multifungsi sebagai penolak alami bagi berbagai jenis hama.
4. Berapa lama tanaman anti ular mulai efektif setelah ditanam?
Efektivitas tergantung jenis tanaman dan tingkat kematangannya. Umumnya, tanaman mulai efektif setelah 1–2 minggu saat mulai mengeluarkan aroma atau saat daunnya mulai tumbuh lebat dan membentuk penghalang visual.
5. Bisakah tanaman ini digunakan bersamaan dengan pagar besi atau tembok?
Tentu saja. Kombinasi tanaman dan pagar fisik sangat disarankan karena memberikan perlindungan ganda: estetika dari tanaman serta keamanan dari pagar permanen.