7 Bau yang Disukai Tikus dan Cara Mencegah Penyakitnya, Waspada Leptospirosis

23 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Tikus adalah hewan pengerat yang cerdik dengan indra penciuman sangat tajam, menjadikan mereka sangat tertarik pada berbagai jenis bau, terutama yang berkaitan dengan sumber makanan dan tempat berlindung.

Kehadiran tikus di lingkungan manusia tidak hanya menimbulkan gangguan fisik, tetapi juga membawa risiko kesehatan yang serius. Salah satu ancaman terbesar yang perlu diwaspadai adalah penularan leptospirosis.

Leptospirosis, yang sering dikenal sebagai penyakit kencing tikus, merupakan infeksi bakteri Leptospira interrogans yang dapat menular dari hewan ke manusia. Tikus berperan sebagai reservoir utama bakteri ini, melepaskannya melalui urine ke lingkungan sekitar. Penyakit ini berpotensi menyebabkan komplikasi parah jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Oleh karena itu, memahami secara detail apa saja bau yang disukai tikus menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan keberadaan mereka di dalam dan sekitar rumah. Dengan demikian, risiko paparan bakteri penyebab leptospirosis dapat diminimalisir secara signifikan.

Artikel Liputan6.com ini akan mengulas aroma apa saja yang paling menarik bagi tikus dan bagaimana cara efektif untuk waspada leptospirosis, Rabu (31/7/2025).

1. Makanan Aroma Manis dan Asin

Tikus memiliki preferensi bau yang kuat, terutama yang mengindikasikan ketersediaan sumber makanan. Aroma manis dan asin menjadi daya tarik utama bagi hewan pengerat ini.

Makanan seperti cokelat, permen, dendeng asin, camilan bernatrium tinggi, sirup, dan madu sangat menarik perhatian tikus karena kandungan gula dan proteinnya yang tinggi. Keberadaan makanan-makanan ini tanpa pengamanan yang baik dapat mengundang tikus masuk ke dalam hunian Anda.

2. Bau Jenis Kacang-kacangan

Selain itu, berbagai jenis kacang-kacangan juga sangat disukai tikus. Kacang tanah, almond, kenari, hingga hazelnut menjadi favorit mereka.

Ini karena kacang mengandung lemak sehat yang tinggi, menyediakan energi melimpah yang sangat dibutuhkan oleh tikus untuk aktivitas sehari-hari. Oleh sebab itu, penyimpanan kacang-kacangan harus diperhatikan agar tidak mudah diakses oleh hama ini.

3. Aroma Buah-buahan

Aroma manis dan menyegarkan dari buah-buahan segar juga menjadi magnet bagi tikus. Stroberi, anggur, apel, pir, raspberry, dan blackberry adalah beberapa contoh buah yang dapat menarik perhatian mereka.

Bahkan, beberapa sayuran seperti brokoli dan kangkung pun bisa menjadi daya tarik. Buah yang mulai membusuk juga mengeluarkan aroma kuat yang sangat disukai tikus, menjadikannya umpan alami yang efektif.

4. Bau Biji-bijian dan Gandum

Biji-bijian dan gandum merupakan makanan pokok bagi banyak hewan pengerat, termasuk tikus. Beras, quinoa, popcorn, biji bunga matahari, dan oatmeal adalah beberapa jenis biji-bijian yang digemari.

Tikus dapat dengan mudah mengendus keberadaan biji-bijian ini, terutama jika disimpan dalam kemasan yang tidak rapat atau mudah dijangkau. Penting untuk menyimpan bahan makanan ini dalam wadah kedap udara.

5. Aroma Daging

Sebagai hewan omnivora, tikus juga sangat menyukai aroma dan rasa daging. Bahkan, sisa daging yang sudah dibuang ke tempat sampah pun bisa menjadi sumber makanan mereka. Potongan kecil daging atau sisa makanan yang tidak dibuang dengan benar berpotensi menarik perhatian tikus.

Makanan hewan peliharaan seperti makanan anjing atau kucing, terutama yang basah, juga merupakan target empuk bagi tikus jika tidak disimpan dengan baik.

6. Aroma Selai Kacang

Selai kacang adalah salah satu makanan favorit tikus karena kombinasi protein dan karbohidratnya yang sempurna. Meskipun sering digambarkan menyukai keju, tikus sebenarnya lebih menyukai selai kacang. Namun, keju lunak dengan aroma kuat tetap dapat menarik perhatian mereka.

7. Bau Sampah Busuk

Terakhir, bau dari sampah yang membusuk dan aroma kompos merupakan daya tarik kuat bagi tikus, menjadikan area tersebut sebagai tempat ideal bagi mereka untuk mencari makan dan berkembang biak.

Ancaman Leptospirosis: Penyakit Kencing Tikus yang Perlu Diwaspadai

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia, dengan tikus sebagai salah satu pembawa utama. Bakteri Leptospira dilepaskan melalui urine tikus yang terinfeksi ke lingkungan sekitarnya, seperti selokan, sawah, atau area yang tergenang air, terutama saat musim hujan atau banjir.

Selain tikus, beberapa hewan lain seperti anjing, babi, sapi, dan kuda juga dapat menjadi perantara penyebaran bakteri ini. Penularan ke manusia umumnya terjadi melalui kontak langsung dengan urine atau darah hewan yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan air dan tanah yang telah terkontaminasi urine hewan tersebut. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka, selaput lendir pada mata, hidung, mulut, atau bahkan melalui saluran pencernaan jika mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Meskipun penularan antarmanusia sangat jarang terjadi, kewaspadaan terhadap sumber penularan dari hewan tetap harus dijaga. Memahami jalur penularan ini sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Lingkungan yang kotor dan tidak terawat, terutama yang menjadi sarang tikus, meningkatkan risiko paparan bakteri Leptospira.

Mengenali Gejala dan Faktor Risiko Leptospirosis

Masa inkubasi leptospirosis bervariasi antara 2 hingga 30 hari, dengan rata-rata sekitar 7-10 hari. Gejala awal penyakit ini seringkali mirip dengan flu biasa, namun cenderung lebih parah. Tanda-tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi demam tinggi mendadak, menggigil, sakit kepala hebat, nyeri otot yang parah (terutama di area betis), mual, muntah, diare, sakit tenggorokan, batuk kering, dan mata merah. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, terutama setelah terpapar lingkungan yang berisiko, segera cari pertolongan medis.

Pada kasus yang lebih parah, leptospirosis dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut penyakit Weil. Gejala penyakit Weil meliputi penyakit kuning, di mana kulit dan mata menguning, serta gangguan ginjal yang ditandai dengan sulit buang air kecil, pembengkakan pada tangan dan kaki, hingga gagal ginjal.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada, kelemahan ekstrem, keringat dingin, jantung berdebar, dan leher kaku. Komplikasi serius dapat mencakup meningitis, gagal hati, masalah pernapasan akut, syok, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Leptospirosis lebih sering ditemukan di negara-negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia, karena iklim yang panas dan lembap mendukung kelangsungan hidup bakteri Leptospira lebih lama. Beberapa kelompok orang memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar penyakit ini.

Mereka termasuk pekerja di luar ruangan atau yang sering berinteraksi dengan hewan, seperti petani, dokter hewan, tukang daging, dan pekerja selokan. Selain itu, individu yang sering berkemah atau berenang di air tawar yang berpotensi terkontaminasi juga memiliki risiko yang lebih tinggi.

Langkah Pencegahan Efektif Terhadap Leptospirosis

Pencegahan leptospirosis merupakan hal yang sangat penting, terutama saat musim hujan atau periode banjir. Langkah utama yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan secara menyeluruh.

Hal ini mencakup upaya membasmi tikus dan sarangnya, baik di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar. Setelah beraktivitas, terutama jika ada kontak dengan lingkungan berisiko, selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Penting juga untuk membersihkan area yang terindikasi terkena urine tikus menggunakan disinfektan. Makanan dan minuman harus disimpan dengan baik dalam wadah tertutup rapat agar tidak dapat diakses atau terkontaminasi oleh tikus. Penggunaan alat pelindung diri seperti sepatu bot, sarung tangan, dan masker sangat dianjurkan saat beraktivitas di lingkungan berisiko tinggi, misalnya ketika membersihkan selokan atau saat terjadi banjir.

Selain itu, untuk mencegah tikus masuk ke dalam rumah, perbaiki retakan, lubang, dan celah di dinding atau lantai. Tutup semua titik masuk potensial dengan material yang kuat dan sulit digigit oleh tikus, seperti kawat kasa atau logam. Menghindari kontak langsung dengan air yang kemungkinan terkontaminasi bakteri Leptospira juga merupakan tindakan pencegahan yang krusial untuk melindungi diri dari penyakit ini.

FAQ

Apa saja bau yang paling disukai tikus?

Tikus sangat menyukai bau makanan manis dan asin seperti cokelat, permen, dendeng, sirup, madu, serta kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian, daging, makanan hewan peliharaan, selai kacang, dan bau sampah membusuk.

Bagaimana leptospirosis dapat menular dari tikus ke manusia?

Leptospirosis menular melalui kontak langsung dengan urine atau darah tikus terinfeksi, atau melalui air dan tanah yang terkontaminasi urine tikus, masuk melalui luka, mata, hidung, mulut, atau makanan/minuman.

Apa saja gejala awal leptospirosis yang perlu diwaspadai?

Gejala awal leptospirosis mirip flu, meliputi demam tinggi, menggigil, sakit kepala, nyeri otot (terutama betis), mual, muntah, diare, sakit tenggorokan, batuk kering, dan mata merah.

Siapa saja yang memiliki risiko tinggi terkena leptospirosis?

Kelompok berisiko tinggi termasuk pekerja di luar ruangan (petani, pekerja selokan), dokter hewan, tukang daging, serta mereka yang sering berkemah atau berenang di air tawar yang terkontaminasi.

Bagaimana cara efektif mencegah leptospirosis di rumah?

Pencegahan meliputi menjaga kebersihan diri dan lingkungan, membasmi tikus, menyimpan makanan rapat, menggunakan alat pelindung diri di area berisiko, dan menutup celah masuk tikus di rumah.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|