Liputan6.com, Jakarta Ketenangan dan kesederhanaan hidup di desa tengah jadi inspirasi baru dalam desain rumah masa kini. Banyak orang kini merindukan hunian dengan konsep tradisional yang menonjolkan nuansa alami dan jauh dari hiruk-pikuk kota. Gaya rumah jadul di desa menawarkan sesuatu yang tak bisa dibeli oleh hunian modern, yakni rasa nyaman yang otentik.
Tak hanya nostalgia, rumah-rumah desa dengan gaya sederhana juga terbukti efisien dan tahan lama. Arsitekturnya yang klasik memanfaatkan material lokal seperti kayu jati, batu alam, dan genteng tanah liat. Dalam hal fungsionalitas, rumah-rumah ini tak kalah dari bangunan modern. Justru dengan sentuhan sederhana, rumah-rumah desa mampu menciptakan kehangatan yang lebih terasa.
Artikel ini menyajikan 8 inspirasi rumah sederhana di desa bergaya jadul, lengkap dengan gambar dan penjabaran desain tiap model. Setiap rumah yang ditampilkan mewakili ciri khas arsitektur daerah, dengan nuansa tradisional yang tetap relevan dan menawan. Temukan desain mana yang paling menggambarkan rumah impian Anda yang Liputan6 sajikan berikut ini.
1. Rumah Kayu Panggung dengan Atap Limasan
Rumah panggung berbahan kayu jati dengan atap limasan merupakan salah satu ikon hunian desa Jawa. Model ini tak hanya mencerminkan budaya lokal, tapi juga efektif dari segi sirkulasi udara dan ketahanan terhadap cuaca tropis. Ketinggian rumah membuatnya lebih aman dari banjir dan memungkinkan aliran udara masuk dari bawah. Tangga kayu yang mengarah ke teras depan menambah kesan klasik sekaligus fungsional.
Dinding rumah biasanya menggunakan papan kayu tebal, memberi efek kehangatan dan estetika alami. Jendela-jendela berukuran besar dengan daun jendela kayu juga mendukung pencahayaan maksimal di siang hari. Ornamen ukiran sederhana pada kusen menambah keanggunan tanpa terlihat berlebihan. Rumah ini ideal untuk keluarga kecil yang mendambakan ketenangan hidup di pedesaan.
Interior rumah juga tak kalah menarik. Ruang tamu, kamar tidur, dan dapur ditata secara terbuka tanpa sekat tinggi. Desain ini memungkinkan interaksi lebih leluasa antar anggota keluarga. Meskipun tradisional, penempatan furnitur bisa disesuaikan dengan gaya minimalis modern. Konsep ini membuat rumah tetap sederhana, namun tetap nyaman dan hangat.
2. Rumah Bata Ekspos Bernuansa Rustik
Rumah dengan bata ekspos memberi kesan kuat, hangat, dan membumi. Bata merah yang dibiarkan terbuka menciptakan tampilan rustik yang otentik. Rumah seperti ini banyak ditemukan di desa-desa di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Material utama rumah ini adalah bata merah, kayu, dan semen, yang dirangkai tanpa pelapisan cat untuk menonjolkan tekstur asli.
Atapnya biasanya menggunakan genteng tanah liat yang berbentuk klasik. Rangka kayu di bagian plafon terlihat jelas dan memberi suasana hangat alami. Konsep ini sangat hemat biaya karena tidak memerlukan finishing kompleks. Bahkan dalam kondisi cuaca ekstrem, struktur ini tetap kuat dan stabil. Kesederhanaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta desain industrial alami.
Bagian dalam rumah dirancang terbuka dengan konsep menyatu antara ruang tamu dan ruang makan. Lantai plester polos menambah kesan desa yang otentik. Penataan ruang yang ergonomis membuat rumah tetap nyaman meski tidak luas. Desain rumah bata ekspos cocok bagi mereka yang ingin rumah tradisional tanpa mengorbankan estetika kekinian.
3. Rumah Lumbung Kecil Bergaya Sasak
Rumah lumbung khas Sasak Lombok menjadi inspirasi unik dalam desain hunian desa. Rumah ini menggunakan material bambu dan alang-alang sebagai atapnya. Ciri khasnya adalah bentuk atap yang melengkung tajam dan bagian bawah yang ditinggikan. Awalnya difungsikan sebagai tempat penyimpanan hasil panen, kini rumah lumbung diadaptasi sebagai hunian minimalis tradisional.
Desainnya mengedepankan ventilasi alami dan pencahayaan maksimal dari celah-celah bambu. Struktur rumah sangat ringan, mudah dibangun, dan tahan terhadap gempa. Selain ramah lingkungan, rumah ini memberi sensasi tinggal yang dekat dengan alam. Meski ukurannya kecil, desainnya efisien dan memiliki daya tarik visual yang tinggi. Konsep ini sangat cocok sebagai rumah liburan atau pondok sederhana.
Interior rumah terdiri dari ruang serba guna yang fleksibel digunakan. Tidak banyak perabot, hanya peralatan penting yang ditata rapi. Ruangan di bawah lumbung juga bisa difungsikan sebagai tempat bersantai. Rumah bergaya ini sangat cocok untuk pasangan muda atau keluarga kecil yang ingin hidup minimalis namun tetap estetik.
4. Rumah Joglo Berteras Lebar
Rumah joglo terkenal dengan atapnya yang tinggi dan struktur penyangga kayu besar di tengah. Rumah adat ini banyak ditemukan di Jawa Tengah sebagai simbol kemegahan dan kearifan lokal. Meski dikenal mewah, rumah joglo bisa dimodifikasi menjadi rumah sederhana dengan nuansa jadul. Teras lebar di bagian depan menjadi ciri khas utama dan ruang utama pertemuan keluarga.
Bangunan menggunakan tiang-tiang kayu jati kokoh, dengan ornamen ukiran minimalis. Dindingnya dapat dibuat dari papan kayu atau anyaman bambu yang diperkuat dengan rangka besi ringan. Desain ini sangat tahan lama dan memberikan suasana yang adem di dalam rumah. Ketinggian atap membuat sirkulasi udara sangat optimal sehingga rumah tidak pengap meski tanpa AC.
Ruang dalam terbagi ke beberapa area tanpa sekat, memungkinkan fleksibilitas fungsi. Ruang tengah yang luas bisa difungsikan sebagai ruang tamu sekaligus tempat tidur. Dapur dan kamar mandi diletakkan terpisah di bagian belakang. Dengan sentuhan modern seperti pencahayaan LED dan furnitur rotan, rumah joglo menjadi tempat tinggal yang betul-betul betah ditempati.
5. Rumah Bambu Bergaya Sundanese
Model rumah bambu ala Sunda sangat populer di pedesaan Jawa Barat. Material utama berasal dari bambu betung yang ditata sebagai dinding anyaman. Rumah ini ringan, fleksibel, dan sangat hemat biaya pembangunan. Atapnya dari rumbia atau ijuk yang berlapis-lapis dan mampu menahan panas matahari.
Bangunan ini biasanya hanya terdiri dari dua hingga tiga ruangan utama. Ruang utama sebagai tempat berkumpul, ruang tidur yang ditutup tirai, dan dapur terbuka di bagian belakang. Dengan desain terbuka seperti ini, rumah menjadi sejuk dan ramah lingkungan. Rumah bambu ini sangat cepat dibangun dan mudah diperbaiki jika rusak karena sistem modularnya.
Konsep desain rumah ini sangat cocok diterapkan untuk hunian alami yang tetap fungsional. Banyak resort di kawasan perbukitan mengadaptasi rumah ini sebagai konsep glamping alami. Selain tampilannya estetik, rumah bambu memberikan suasana yang rileks dan menyatu dengan alam. Rumah ini ideal untuk tinggal di wilayah sejuk seperti dataran tinggi atau pinggiran hutan.
6. Rumah Tembok Batu Kali Khas Sumatera
Rumah dengan tembok dari batu kali memiliki daya tahan luar biasa terhadap cuaca dan kelembapan. Rumah seperti ini banyak ditemukan di pedesaan Sumatera Barat dan Utara. Batu kali disusun secara rapi dan diperkuat dengan adukan semen untuk menciptakan struktur yang kokoh. Kelebihan utama rumah ini adalah kekuatan dan pendinginan alami.
Tampilan rumah batu kali sangat khas dengan dominasi warna abu-abu alami dan tekstur kasar. Dinding dalam bisa dibiarkan terbuka atau diberi plester tipis untuk tampilan yang lebih halus. Atapnya bisa menggunakan seng atau genteng yang diperkuat rangka besi. Desain ini sangat cocok untuk kawasan dengan curah hujan tinggi atau dekat dengan sungai.
Interior rumah menyesuaikan bentuk struktur batu, menciptakan ruang-ruang yang nyaman dan sejuk. Tidak memerlukan perawatan tinggi, rumah batu kali sangat ekonomis untuk jangka panjang. Rumah ini cocok bagi mereka yang menginginkan kekokohan tanpa meninggalkan nuansa desa yang tenang dan alami.
7. Rumah Tanah Liat Tradisional yang Ramah Iklim
Rumah berbahan tanah liat atau lempung dikenal dengan nama rumah adobe atau cob house. Rumah ini menggunakan campuran tanah liat, jerami, dan air yang dibentuk menjadi dinding padat. Meski sederhana, kekuatan strukturnya mampu bertahan puluhan tahun. Rumah ini sangat cocok untuk iklim tropis karena sifat tanah liat yang menyerap panas di siang hari dan melepaskannya di malam hari.
Desain rumah ini biasanya berupa bangunan kotak atau oval dengan atap jerami atau ijuk. Jendela kecil dan langit-langit rendah membantu menjaga suhu dalam ruangan tetap stabil. Tanpa perlu sistem pendingin modern, rumah ini terasa sejuk sepanjang hari. Pembangunannya mudah karena materialnya tersedia secara lokal dan murah.
Di dalam rumah, lantai biasanya dari tanah liat yang dipadatkan atau dilapisi semen halus. Furnitur terbuat dari kayu kasar dan dijaga seminimal mungkin agar tidak menutupi keindahan alami rumah. Rumah ini cocok untuk kawasan pedesaan dengan komunitas mandiri yang memprioritaskan keberlanjutan.
8. Rumah Kombinasi Batu dan Kayu Bergaya Transisi
Rumah terakhir dalam daftar ini menggabungkan elemen batu alam dan kayu dalam satu struktur. Biasanya bagian bawah rumah menggunakan batu sebagai fondasi dan sebagian dinding, sementara bagian atas menggunakan kayu sebagai penutup utama. Kombinasi ini menciptakan desain yang kuat, estetis, dan sangat menyatu dengan alam.
Model rumah seperti ini populer di daerah perbukitan atau pedesaan dengan pemandangan alam terbuka. Material batu memberi kesan kokoh dan berat, sementara kayu memberikan kehangatan dan kenyamanan visual. Atap tinggi dengan plafon kayu menambah efek luas pada interior rumah.
Penataan ruangan dirancang terbuka agar penghuni bisa menikmati lingkungan sekitar secara maksimal. Rumah ini sering digunakan sebagai rumah utama di desa, namun juga cocok sebagai vila pribadi. Kombinasi batu dan kayu menciptakan nuansa tenang, harmonis, dan sangat memikat secara visual.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
1. Apa yang dimaksud dengan rumah sederhana di desa?
Rumah sederhana di desa adalah hunian yang menggunakan desain tradisional, material lokal, dan konsep alami yang mencerminkan kehidupan pedesaan.
2. Apa keunggulan rumah bergaya jadul di desa?
Keunggulannya antara lain sejuk secara alami, biaya pembangunan rendah, ramah lingkungan, dan tahan lama terhadap kondisi cuaca.
3. Apakah rumah sederhana di desa bisa dimodifikasi menjadi modern?
Bisa, dengan menambahkan elemen minimalis atau interior modern tanpa menghilangkan karakter tradisionalnya.
4. Apakah rumah desa cocok untuk investasi?
Ya, terutama untuk vila, homestay, atau rumah tinggal di kawasan wisata alam.
5. Apa saja material lokal yang sering digunakan?
Kayu jati, bambu, tanah liat, batu kali, alang-alang, dan genteng tanah liat adalah beberapa material umum.