8 Model Teras Rumah Sederhana di Kampung, Tidak Mewah tapi Bikin Betah

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Teras rumah di kampung tak melulu harus mewah untuk bisa memikat hati. Justru, kesederhanaannya seringkali menjadi daya tarik utama. Banyak orang kini kembali melirik gaya rumah kampung yang tenang dan bersahaja, seperti model lesehan untuk menyatukan anggota keluarga, desain semi tertutup yang mengedepankan privasi, hadirkan meja marmer yang klasik dan berkelas sampai teras bertingkat yang unik.

Pemilihan model ini bukan tanpa alasan. Sebab, di tengah hiruk pikuk perkotaan dan maraknya rumah modern, konsep rumah kampung dengan teras sederhana memberi nuansa damai yang jarang ditemui. Ruang kecil di depan rumah itu tak hanya menjadi tempat duduk, tapi juga pusat kehangatan keluarga. Masih bingung memilih model teras yang sesuai dengan struktur rumah sederhana di kampung? Langsung intip dan adaptasi, 8 model berikut yang berhasil Liputan6 rangkum sebagai inspirasi di tempat tinggal anda selengkapnya.

1. Teras Bentuk Lesehan Tradisional dengan Tikar Rotan: Simpel Tapi Menyatukan Keluarga

Model teras pertama yang paling sering dijumpai di kampung adalah tipe lesehan dengan tikar rotan. Tanpa perlu kursi atau meja mewah, ruang ini cukup dengan alas tikar dan bantal duduk sederhana. Efeknya begitu kuat: menciptakan suasana akrab dan menyatu.

Teras model ini biasanya dilengkapi dengan lampu gantung kecil dan pot tanaman sederhana. Tak jarang juga dipasang kelambu atau tirai bambu untuk menangkal sinar matahari. Dengan nuansa alami dan fungsional, model ini menjadi tempat santai favorit bagi seluruh anggota keluarga.

Efek psikologis dari duduk lesehan di teras juga signifikan. Duduk sejajar di lantai memberi kesan egaliter, memperkuat ikatan dan komunikasi antaranggota keluarga atau tetangga yang mampir. Dari sinilah kekuatan sosial di kampung terbangun.

2. Bangku Panjang dari Kayu Tua: Kesederhanaan yang Kaya Cerita

Teras dengan bangku panjang dari kayu lawas membawa kekuatan nostalgia yang kuat. Kayu jati atau mahoni yang dibiarkan dengan warna aslinya menghadirkan kesan natural dan hangat, jauh dari nuansa formal yang kaku.

Bangku kayu panjang memungkinkan banyak orang duduk berdampingan, cocok untuk kumpul keluarga besar. Tak hanya menjadi tempat duduk, bangku ini juga sering dijadikan area membaca, bersantai sore, atau bahkan tidur siang.

Tanpa dekorasi berlebihan, cukup tambahkan beberapa bantal kecil bermotif batik atau songket agar menambah daya tarik visual. Elemen ini menjadikan teras rumah terasa hidup tanpa harus tampil berlebihan.

3. Teras Semi-Tertutup: Menjaga Privasi Tanpa Menghilangkan Akses Sosial

Model ini muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kenyamanan dan privasi. Teras semi-tertutup biasanya menggunakan pagar kayu atau anyaman bambu sebagai pembatas, cukup untuk memberikan sekat tanpa menutup interaksi dengan lingkungan sekitar.

Penambahan atap fiber transparan atau genteng kaca memungkinkan cahaya masuk tanpa membuat ruang terasa panas. Ini menciptakan suasana yang terang, teduh, dan cocok untuk aktivitas sehari-hari seperti menjahit atau membaca.

Model ini banyak digunakan oleh keluarga muda di desa yang mulai mengadaptasi gaya modern tanpa kehilangan akar budaya kampung. Efeknya, teras menjadi multifungsi dan tetap terhubung dengan komunitas sekitar.

4. Nuansa Hijau Penuh Pot: Membawa Kesejukan ke Beranda

Teras penuh pot tanaman menjadi ciri khas rumah kampung yang dekat dengan alam. Mulai dari pot gantung, rak bertingkat, hingga vertical garden mini, semua bisa diterapkan di area teras yang tak terlalu luas.

Jenis tanaman yang sering dipilih adalah sirih gading, lidah mertua, dan tanaman rempah seperti serai atau daun pandan. Kombinasi ini tidak hanya indah, tapi juga memberi aroma alami yang menyegarkan suasana.

Kehadiran tanaman menciptakan efek relaksasi secara langsung. Selain itu, suasana hijau terbukti mampu menurunkan tingkat stres dan membuat penghuni rumah lebih betah untuk bersantai di teras sepanjang hari.

5. Kombinasi Lantai Ubin Klasik dan Meja Marmer: Klasik Tapi Elegan

Lantai bermotif tegel lawas dan meja kecil bermaterial marmer putih menjadi perpaduan yang unik antara gaya tradisional dan sentuhan kolonial. Biasanya digunakan oleh rumah-rumah tua di kampung yang tetap dirawat baik hingga kini.

Warna-warna seperti hijau lumut, coklat tanah, atau biru tua menjadi dominan. Meja bundar dengan satu atau dua kursi rotan menciptakan sudut minum teh yang romantis, cocok untuk menikmati pagi sambil membaca koran.

Model teras ini mengandalkan keindahan pola dan tekstur sebagai daya tarik utamanya. Walau tidak mencolok, keanggunannya justru memancarkan suasana nyaman yang kuat, membuat tamu betah duduk lama.

6. Teras dengan Ayunan Gantung: Tambahan Sederhana, Efek Maksimal

Satu ayunan gantung dari tali dan kayu sudah cukup untuk menciptakan atmosfer teras yang berbeda. Meski sederhana, elemen ini memberi efek playful dan relaksasi yang langsung terasa.

Anak-anak menyukainya, dan orang dewasa pun sering menjadikan ayunan sebagai tempat merenung atau tidur siang. Teras jadi terasa hidup, apalagi bila ditemani suara burung atau desir angin dari pepohonan sekitar.

Pemasangannya pun tidak rumit. Cukup gantungkan pada balok penyangga atap atau buat dudukan tambahan. Elemen ini membuat teras menjadi area favorit untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas.

7. Penerangan Kuning Hangat: Membangun Suasana Malam yang Intim

Teras rumah kampung di malam hari menjadi lebih hangat dengan pencahayaan lampu kuning redup. Model penerangan ini bukan hanya soal estetika, tapi juga berpengaruh pada mood penghuni rumah.

Lampu bohlam klasik atau lentera gantung banyak digunakan untuk menghasilkan efek ini. Dipasang di sudut-sudut teras atau dinding luar rumah, cahaya kuning memberi nuansa temaram yang menenangkan.

Efek dari pencahayaan ini sangat terasa ketika malam tiba. Teras menjadi ruang ngobrol, bercerita, atau sekadar menyendiri dengan suasana syahdu. Cahaya yang hangat membantu menjaga suasana tetap intim dan tidak menyilaukan.

8. Teras Multi-Level: Solusi Efektif untuk Lahan Menurun

Teras bertingkat menjadi solusi cerdas untuk rumah-rumah kampung yang dibangun di lahan miring atau kontur berbukit. Dengan membagi teras ke dalam dua atau tiga level kecil, fungsi ruang pun jadi lebih fleksibel.

Level pertama bisa digunakan untuk tempat duduk, sementara level atas menjadi tempat tanaman atau area bermain anak. Material kayu dan batu alam sering digunakan untuk menciptakan kontras yang harmonis.

Teras multi-level memberi pengalaman ruang yang dinamis dan menyenangkan. Walau dibangun dengan sederhana, hasil akhirnya mampu menciptakan kesan modern tanpa menghilangkan ciri khas kampung yang tenang dan menyatu dengan alam.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Apa yang membuat teras rumah kampung terasa nyaman?

Teras rumah kampung terasa nyaman karena desainnya alami, tidak berlebihan, serta menonjolkan elemen kayu, tanaman, dan pencahayaan hangat yang menenangkan suasana.

2. Bagaimana cara membuat teras sederhana terlihat menarik?

Gunakan elemen lokal seperti bangku kayu, tikar rotan, atau tanaman hias. Tambahkan penerangan yang hangat dan dekorasi kecil seperti bantal bermotif atau tirai bambu.

3. Apakah model teras kampung cocok untuk rumah di kota?

Ya, model ini bisa diadaptasi di kota dengan sedikit modifikasi. Gunakan material serupa dan pastikan pencahayaan alami tetap maksimal agar nuansa kampung tetap terasa.

4. Apakah perlu biaya besar untuk membuat teras seperti di kampung?

Tidak. Justru model teras kampung bisa dibuat dengan biaya hemat, memanfaatkan bahan lokal dan elemen natural yang mudah ditemukan di sekitar.

5. Apa manfaat sosial dari teras rumah di kampung?

Teras berfungsi sebagai ruang interaksi sosial, tempat berkumpul keluarga dan tetangga, serta memperkuat hubungan antarwarga dalam komunitas.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|