Kenapa Daging Kurban dari Freezer Jangan Disiram Air Panas? Ini Risikonya

8 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Setiap Iduladha, daging kurban menjadi bahan utama di dapur banyak rumah. Namun, tidak sedikit orang yang masih salah dalam memperlakukan daging beku, terutama saat mencairkannya. Salah satu kesalahan paling umum dan berisiko adalah menyiram atau merendam daging langsung dengan air panas.

Metode tersebut memang tampak praktis karena bisa mempercepat proses pencairan. Tapi di balik kecepatan itu, tersembunyi bahaya serius yang bisa berdampak pada kesehatan dan kualitas makanan. Proses yang tidak tepat bisa mengundang pertumbuhan bakteri bahkan sebelum daging dimasak.

Beberapa pakar dan lembaga seperti USDA serta platform medis telah memberi peringatan keras soal ini. Merendam daging beku langsung dalam air panas bisa membuat bagian luar cepat matang atau berkembangnya bakteri, sementara bagian dalam masih beku. Artikel ini akan mengulas kronologi risiko tersebut secara bertahap dan cara aman untuk mencairkan daging beku.

Kebiasaan Praktis yang Mengandung Risiko

Banyak orang tergoda untuk mempercepat pencairan daging beku dengan merendamnya dalam air panas, terutama saat terburu-buru menyiapkan makanan. Ini terlihat seperti solusi cepat, tapi ternyata menyimpan risiko besar. Saat bagian luar daging mencair atau bahkan mulai matang sementara bagian dalam masih membeku, terjadi ketidakseimbangan suhu yang berbahaya.

Menurut USDA (U.S. Department of Agriculture), zona suhu yang berada antara 4°C hingga 60°C disebut “danger zone”. Dalam zona ini, bakteri seperti Salmonella dan E. coli bisa berkembang biak dengan cepat. Sayangnya, suhu air hangat yang digunakan untuk merendam daging biasanya berada tepat dalam rentang berbahaya ini.

Mencairkan daging dengan cara ini juga bisa menyebabkan tekstur berubah drastis. Serat daging menjadi lebih keras atau malah hancur karena kontak langsung dengan suhu panas. Ini membuat hasil masakan bukan hanya kurang lezat, tapi juga berisiko bagi pencernaan.

Larangan dari USDA dan Ahli Gizi

Dalam pedoman keamanan makanan, USDA secara eksplisit menyebutkan bahwa air panas tidak boleh digunakan untuk mencairkan daging beku. Cara mencairkan daging beku dengan air hangat/panas dan merendamnya, tidak disarankan. Alasan utamanya adalah suhu tinggi mempercepat pertumbuhan bakteri yang justru ingin dihindari dalam proses masak.

Metode ini bisa “merusak tekstur dan kualitas daging”, apalagi jika daging direndam dalam waktu lama. Selain bakteri, air panas juga bisa mengubah struktur protein dalam daging, sehingga membuatnya lebih keras dan kering saat dimasak.

Salah satu solusi dari para ahli adalah mencairkan daging secara perlahan di dalam kulkas. Ini memberi waktu bagi suhu daging untuk naik secara bertahap tanpa menimbulkan zona bahaya. Selain itu, metode ini menjaga kualitas rasa dan tekstur tetap optimal.

Bahaya Tak Kasat Mata: Bakteri dan Keracunan Makanan

Ketika daging direndam air panas, bagian luarnya yang hangat menjadi tempat ideal berkembangnya mikroorganisme berbahaya. Meski daging nantinya dimasak, bakteri yang tumbuh saat proses pencairan bisa menghasilkan toksin yang tidak mati saat dimasak. Ini bisa mengarah ke keracunan makanan dengan gejala seperti muntah, diare, bahkan demam.

Proses yang tidak steril juga memicu kontaminasi silang. Air yang merendam daging bisa menjadi media penyebaran bakteri jika mengenai permukaan dapur lain atau peralatan masak. Risiko semacam ini sering kali tidak disadari karena tidak langsung terlihat.

Laporan dari berbagai platform medis menekankan pentingnya menangani daging dengan sangat hati-hati. Kesalahan kecil seperti ini bisa berdampak besar terutama bagi anak-anak, lansia, atau mereka yang memiliki kekebalan tubuh rendah.

Cara Aman Mencairkan Daging

Daripada menggunakan air panas, ada tiga metode yang direkomendasikan oleh para pakar:

1. Pindahkan ke Kulkas (Chiller)

Tempatkan daging beku ke bagian bawah kulkas semalaman, masih dalam kemasan tertutup. Ini cara paling aman dan menjaga suhu stabil.

2. Air Dingin Mengalir

Bungkus daging rapat dengan plastik dan rendam dalam air dingin. Ganti air setiap 30 menit agar suhu tetap aman. Cocok jika waktu terbatas tapi ingin tetap higienis.

3. Microwave (Mode Defrost)

Gunakan hanya jika benar-benar terburu waktu. Harus segera dimasak karena bagian daging bisa mulai matang selama proses defrost.

Ketiga cara ini memiliki waktu pencairan berbeda, namun jauh lebih aman dan efektif. Dengan cara yang tepat, Anda bisa menghindari risiko kesehatan sekaligus menjaga kualitas rasa daging.

Kondisi Darurat

Dalam kondisi darurat, beberapa orang tetap memilih memasak langsung daging beku tanpa mencairkan terlebih dahulu. Hal ini masih diperbolehkan namun dengan catatan. Waktu masak akan bertambah sekitar 50%, dan hasil akhir tidak akan optimal.

Memasak langsung dari beku juga membuat bagian luar cepat matang sementara bagian dalam mungkin masih keras. Untuk menghindari ini, potonglah daging kecil-kecil sebelum dibekukan sehingga mudah matang merata.

Hal yang paling penting adalah jangan pernah menggunakan slow cooker untuk daging beku, karena suhu lambat membuat daging terlalu lama berada di zona berbahaya. Dalam kasus seperti ini, lebih baik mengorbankan waktu daripada mengorbankan kesehatan.

Pertanyaan Seputar Topik

Q: Apakah mencairkan daging dengan air panas aman?

A: Tidak. Air panas memicu pertumbuhan bakteri dan merusak tekstur daging.

Q: Berapa lama mencairkan daging di kulkas?

A: Sekitar 6–12 jam tergantung ukuran dan ketebalan daging.

Q: Apakah daging beku bisa langsung dimasak?

A: Bisa, tapi membutuhkan waktu masak lebih lama dan hasilnya tidak optimal.

Q: Apa cara tercepat mencairkan daging dengan aman?

A: Merendam dengan air dingin sambil mengganti air setiap 30 menit, dalam plastik rapat.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|