Liputan6.com, Jakarta Infeksi bakteri masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat Indonesia. Mulai dari infeksi saluran pernapasan, saluran kemih, hingga infeksi kulit, semuanya memerlukan penanganan cepat dan tepat. Dalam banyak kasus, dokter akan meresepkan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi. Salah satu jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoxicillin. Obat ini telah lama dikenal dalam dunia medis sebagai antibiotik andalan karena spektrum kerjanya yang luas dan efektivitasnya yang tinggi.
Menurut laman Ayosehat milik Kementerian Kesehatan RI, penggunaan antibiotik seperti amoxicillin harus dilakukan dengan bijak dan sesuai resep dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, sebuah ancaman serius bagi kesehatan global. Oleh karena itu, penting untuk memahami manfaat, cara penggunaan, dan risiko dari obat ini.
Amoxicillin merupakan salah satu antibiotik golongan penisilin yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat ini tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet, sirup, dan serbuk injeksi, dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Berikut ulasan Liputan6.com tentang manfaat amoxicillin, penggunaannya, dan hal-hal penting lain yang perlu diketahui, Minggu (20/7/2025).
1. Mengatasi Infeksi Saluran Pernapasan
Amoxicillin banyak diresepkan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, seperti:
- Bronkitis
- Pneumonia
- Tonsilitis
- Faringitis
- Sinusitis
Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi di saluran pernapasan, sehingga gejala seperti batuk, demam, dan nyeri tenggorokan dapat mereda.
2. Mengobati Infeksi Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT)
Infeksi telinga tengah atau otitis media dan infeksi sinus (sinusitis) juga bisa ditangani dengan amoxicillin. Obat ini efektif melawan bakteri yang sering menginfeksi bagian THT, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae.
3. Mengatasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Amoxicillin juga digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, termasuk:
- Sistitis (infeksi kandung kemih)
- Pielonefritis (infeksi ginjal)
Dosis umumnya adalah 3.000 mg dalam dua kali pemberian dengan jarak waktu 10–12 jam. Namun, dosis tetap disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan infeksi.
4. Mengobati Abses Gigi dan Infeksi Gigi Lainnya
Infeksi bakteri pada gigi, termasuk abses, dapat diatasi dengan amoxicillin. Biasanya dokter akan memberikan dosis tunggal 3.000 mg, yang diulang setelah 8 jam.
5. Mengobati Gonore
Untuk penderita gonore yang belum mengalami komplikasi, amoxicillin bisa diberikan sebanyak 3.000 mg sebagai dosis tunggal yang dikombinasikan dengan probenesid. Pengobatan ini bertujuan untuk membasmi bakteri Neisseria gonorrhoeae.
6. Pengobatan Sakit Maag Akibat Bakteri H. pylori
Dalam beberapa kasus, amoxicillin digunakan dalam kombinasi dengan PPI (Proton Pump Inhibitor) seperti omeprazole dan antibiotik lain seperti clarithromycin untuk mengobati tukak lambung yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori.
7. Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
Amoxicillin juga digunakan untuk infeksi kulit dan jaringan lunak akibat bakteri, seperti bisul atau luka terinfeksi. Dalam kondisi ini, dosis akan disesuaikan dengan beratnya infeksi dan kondisi pasien.
Cara Konsumsi dan Penyimpanan Amoxicillin
Amoxicillin tersedia dalam bentuk tablet (250 mg dan 500 mg), sirup kering (125 mg/5 mL dan 250 mg/5 mL), drops, serta serbuk injeksi. Obat ini bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dan sebaiknya diminum dengan air putih.
Beberapa tips dalam penggunaan amoxicillin:
- Habiskan seluruh dosis meskipun gejala sudah membaik.
- Gunakan sendok atau pipet ukur untuk bentuk sirup.
- Kocok botol sirup sebelum digunakan.
- Jangan mengunyah tablet, kecuali tablet kunyah.
- Simpan di tempat kering dan sejuk, tidak lembap, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping dan Peringatan
Efek samping ringan:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
Efek samping serius:
- Alergi (gatal, ruam, bengkak)
- Sesak napas
- Kulit melepuh atau mengelupas
- Feses mengandung darah atau berlendir
- Penyakit hati (kulit dan mata menguning, urine gelap)
Amoxicillin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap penisilin atau sefalosporin, penderita penyakit ginjal, asma, atau wanita hamil tanpa pengawasan dokter.
FAQ Seputar Amoxicillin
1. Apakah amoxicillin bisa digunakan untuk flu atau batuk pilek biasa?
Tidak. Amoxicillin hanya efektif melawan infeksi bakteri, bukan virus seperti flu atau batuk pilek. Menggunakannya untuk penyakit virus justru dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
2. Apakah amoxicillin aman untuk ibu hamil?
Amoxicillin termasuk dalam kategori B menurut FDA, yang berarti cukup aman bagi ibu hamil. Namun, penggunaannya tetap harus berdasarkan resep dan pengawasan dokter.
3. Apa yang terjadi jika saya tidak menghabiskan antibiotik ini?
Menghentikan antibiotik sebelum waktunya dapat membuat bakteri menjadi kebal (resisten), yang menyebabkan infeksi lebih sulit diobati di kemudian hari.
4. Apakah amoxicillin bisa diminum tanpa resep dokter?
Tidak. Amoxicillin adalah obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dan petunjuk dokter untuk menghindari efek samping dan resistensi antibiotik.
5. Bagaimana jika saya melewatkan satu dosis amoxicillin?
Segera minum dosis yang terlupakan begitu teringat. Jika sudah hampir waktunya dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan seperti biasa. Jangan menggandakan dosis.
Sumber Rujukan:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak, Cegah Resistensi. ayosehat.kemkes.go.id
- Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Tablet Amoksisilin. efi.kemkes.go.id