Liputan6.com, Jakarta Duka mendalam menyelimuti keluarga kerajaan Arab Saudi dan masyarakat luas atas wafatnya Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, yang lebih dikenal sebagai "The Sleeping Prince".
Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu, 19 Juli 2025, setelah menjalani masa koma selama hampir dua dekade akibat kecelakaan tragis di London.
Selama 20 tahun, kisah perjuangan hidup Pangeran Al Waleed menarik perhatian internasional, membangkitkan simpati dan kekaguman atas keteguhan keluarga yang enggan menyerah pada takdir. Kini, ia telah berpulang dalam damai, namun warisan kisahnya terus hidup sebagai simbol keteguhan hati, cinta keluarga, dan keajaiban medis yang tak mudah dicerna logika.
1. Sosok Pangeran Al Waleed bin Khaled
Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud lahir pada bulan April tahun 1990 dari keluarga bangsawan terpandang Arab Saudi. Ia merupakan putra dari Pangeran Khaled bin Talal dan cucu dari Pangeran Talal bin Abdulaziz, yang merupakan salah satu putra Raja Abdulaziz, pendiri Kerajaan Arab Saudi. Dengan demikian, Al Waleed termasuk dalam garis keturunan langsung keluarga kerajaan, meskipun tidak berada di jalur utama pewaris takhta.
Sebagai bagian dari generasi muda keluarga Al Saud, Al Waleed dikenal sebagai pemuda yang cerdas, aktif, dan memiliki semangat nasionalisme tinggi. Ia memilih untuk mengejar pendidikan di bidang militer, sebuah jalur yang banyak ditempuh oleh bangsawan muda Saudi sebagai bentuk dedikasi terhadap keamanan negara. Di usia 15 tahun, ia terbang ke London untuk menempuh pendidikan di akademi militer bergengsi, yang menandai awal dari harapan besar yang ditumpukan padanya.
Namun takdir berkata lain. Tragedi kecelakaan yang ia alami di London mengubah segalanya. Karier militernya yang baru saja dimulai terhenti secara tiba-tiba dan hidupnya memasuki fase yang tak biasa: dua dekade dalam koma. Kendati tubuhnya tidak lagi berfungsi secara normal, nama dan kisah hidupnya terus menjadi sorotan media dunia. Sosoknya dikenang bukan hanya karena darah biru yang mengalir dalam dirinya, tetapi juga karena representasi dari harapan yang tak kunjung padam dalam ujian hidup yang luar biasa panjang.
2. Awal Mula Tragedi di Usia 15 Tahun
Pangeran Al Waleed mengalami kecelakaan mobil serius pada tahun 2005, ketika dirinya tengah menempuh pendidikan militer di London dalam usia remaja. Saat itu, ia masih berusia sekitar 15 tahun dan tengah mengejar pendidikan yang akan mempersiapkannya untuk peran besar di masa depan sebagai anggota keluarga kerajaan.
Sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal, sempat merasa khawatir pada malam itu dan meminta anaknya untuk tidak keluar, namun permintaan tersebut tidak dapat membendung niat sang putra untuk pergi bersama dua temannya. Malam yang diawali dengan harapan biasa berakhir tragis ketika kendaraan mereka mengalami tabrakan hebat.
Pangeran Al Waleed sempat sadar sesaat setelah kecelakaan dan sempat menanyakan kondisi kedua temannya, yang selamat tanpa luka serius. Namun tak lama kemudian, ia terbenam dalam kondisi koma akibat cedera otak traumatik dan pendarahan hebat di kepala yang memerlukan intervensi medis darurat.
3. 20 Tahun Koma: Perjuangan Sunyi di Balik Dinding Rumah Sakit
Setelah dievakuasi ke King Abdulaziz Medical City di Riyadh, kondisi medis Pangeran Al Waleed sempat dinyatakan sangat kritis. Dokter memperkirakan bahwa ia tidak akan bertahan lebih dari 72 jam hingga satu minggu pascakecelakaan. Namun, secara mengejutkan, ia mampu bertahan hidup di luar perkiraan medis.
Selama lebih dari 18 bulan awal koma, Al Waleed menunjukkan respons minimal, hanya reaksi refleks saraf tulang belakang yang mencuat. Meski sesekali ada gerakan ringan seperti menggerakkan jari atau kepala, kesadarannya tak kunjung pulih, dan aktivitas otak dinyatakan sangat terbatas.
Sejak itu, ia hidup bergantung pada ventilator dan alat medis lainnya. Makanan diberikan lewat selang, dan berbagai tindakan perawatan intensif dilakukan setiap hari oleh tim medis khusus. Meskipun dalam kondisi vegetatif, keluarga tidak pernah berhenti berharap dan terus menemaninya dengan penuh kasih.
4. Sang Ayah yang Menolak Mencabut Alat Hidup
Ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal, berkali-kali menolak saran medis untuk menghentikan dukungan hidup. Baginya, hidup dan mati adalah hak prerogatif Tuhan, bukan keputusan manusia. Ia menegaskan bahwa jika Tuhan menghendaki kematian bagi putranya, maka putranya akan meninggal saat kecelakaan itu terjadi.
Keluarga terus mendampingi Al Waleed selama bertahun-tahun. Ayahnya secara rutin mengunggah foto dan video sang pangeran, termasuk momen-momen seperti ulang tahun dan Ramadhan, untuk menunjukkan bahwa cinta dan harapan tak pernah padam.
Dukungan juga datang dari kerabat lainnya seperti Putri Rima dan Putri Noura yang membagikan video gerakan jari Pangeran Al Waleed dan menuliskan doa-doa penuh harapan. Hal ini menjadi cermin kekuatan iman dan solidaritas keluarga kerajaan yang mengundang simpati global.
5. Akhir dari Sang Pangeran Tidur, Wafat di Usia 36 Tahun
Pada 19 Juli 2025, Pangeran Al Waleed dinyatakan meninggal dunia akibat komplikasi medis yang timbul dari koma berkepanjangan selama 20 tahun. Ia wafat dalam usia 36 tahun, meninggalkan duka yang mendalam di hati rakyat Saudi dan masyarakat dunia.
Salat jenazahnya dilakukan di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh pada Minggu, 20 Juli, setelah Salat Ashar. Kabar duka ini disampaikan secara resmi oleh ayahnya melalui media sosial dan diberitakan oleh kantor berita resmi Saudi.
Masyarakat dunia mengiringi kepergiannya dengan doa dan simpati. Pangeran Al Waleed dikenang bukan hanya karena latar bangsawan atau kisah komanya, tetapi karena ketabahan luar biasa yang menginspirasi dunia tentang harapan, cinta orang tua, dan kuasa takdir Ilahi.
FAQ
Apa penyebab Pangeran Al Waleed koma selama 20 tahun?
Pangeran Al Waleed mengalami kecelakaan mobil di London tahun 2005 saat menempuh pendidikan militer. Ia mengalami pendarahan otak berat yang membuatnya koma hingga akhir hayatnya.
Mengapa keluarga tidak mencabut alat bantu hidup?
Pangeran Khaled, ayah Al Waleed, percaya bahwa hidup dan mati adalah kehendak Tuhan, dan ia menolak mencabut alat bantu medis karena meyakini masih ada harapan.
Apakah Pangeran Al Waleed pernah menunjukkan tanda-tanda sadar?
Selama koma, ia sempat menunjukkan gerakan ringan seperti menggerakkan jari dan kepala, namun tidak pernah sepenuhnya sadar atau pulih.
Apakah benar ada video Pangeran Al Waleed sembuh?
Video viral yang menunjukkan pria duduk dan disambut keluarga ternyata bukan Al Waleed, melainkan pembalap Yazeed Al Rajhi, yang secara fisik mirip dengannya.