4 PR yang Masih Perlu Dibenahi Timnas Indonesia seusai Hadapi Chinese Taipei dan Lebanon

7 hours ago 2

Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mendapatkan sejumlah pekerjaan rumah setelah membawa anak asuhnya melewati dua pertandingan melawan Chinese Taipei dan Lebanon pada FIFA Matchday periode September 2025.

Dari dua pertandingan tersebut, Timnas Indonesia bisa mengamankan kemenangan (5-0) atas Chinese Taipei pada laga pertama (5/9/2025). Adapun duel kedua melawan Lebanon (8/9/2025) berakhir tanpa pemenang dengan skor akhir 0-0.

Dua laga persahabatan internasional tersebut, menjadi bekal berharga bagi skuad Garuda untuk mempelajari skema baru yang diterapkan Kluivert menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Oktober 2025.

Setidaknya, masih ada beberapa pekerjaan rumah skuad Merah Putih yang harus segera dirampungkan Patrick Kluivert dan jajarannya menjelang dua laga krusial tersebut. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Masalah Ketajaman

Timnas Indonesia memang memiliki performa yang sangat mengesankan saat menghadapi Chinese Taipei pada laga pertama. Namun, kemenangan enam gol tanpa balas ini memang tak layak dibanggakan karena kualitas lawan berada jauh di bawahnya.

Sementara itu, ketika berjumpa tim yang secara kualitas lebih setara, yakni Lebanon, skuad Merah Putih mengalami kesulitan untuk menciptakan peluang. Ini tak terlepas dari permainan defensif dari kubu lawan yang menumpuk banyak pemain di belakang.

Hasilnya, skuad Garuda gagal menghasilkan satu pun tembakan tepat sasaran pada laga ini. Situasi semacam ini tentu harus menjadi evaluasi bagi Timnas Indonesia jelang duel kontra Arab Saudi dan Irak pada Oktober mendatang.

Penciptaan Peluang

Tantangan yang dihadapi Timnas Indonesia dalam menghasilkan peluang memang terlihat lebih mencolok saat menghadapi Lebanon. Tim lawan yang menerapkan pendekatan ‘parkir bus’ sangat sulit ditembus Skuad Garuda.

Saat menghadapi Chinese Taipei, Rizky Ridho dan kawan-kawan setidaknya bisa mengukir 15 chances created. Namun, angka ini mengalami penurunan drastis ketika menghadapi Lebanon karena hanya menghasilkan enam peluang.

Jika ingin menggunakan pendekatan ball-possession saat menghadapi Irak dan Arab Saudi, Patrick Kluivert tentu harus bisa merancang skema-skema baru agar anak asuhnya bisa memiliki lebih banyak opsi dan alternatif untuk mencetak peluang.

Terpancing Emosi

Permainan keras yang diperlihatkan Lebanon pada laga ini juga harus menjadi pelajaran berharga bagi skuad Merah Putih, agar tidak mudah terpancing emosi yang bisa memberikan efek negatif di lapangan.

Lebanon memang kerap memicu kemarahan para pemain Timnas Indonesia, terutama melalui pelanggaran-pelanggaran keras yang berbahaya. Bahkan, tak jarang kedua kubu terlibat friksi karena situasi yang memanas.

Timnas Indonesia tentu harus bisa lebih berhati-hati agar tak mudah terpancing emosi. Sebab, Arab Saudi dan Irak bisa saja menggunakan pendekatan serupa. Jika tak bisa mengatasi emosi, skuad Garuda bisa menanggung kerugian.

Mencari Komposisi Terbaik

Pekerjaan rumah yang juga menanti Patrick Kluivert seusai dua pertandingan ini ialah merumuskan komposisi terbaik Timnas Indonesia yang akan diturunkan pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Sebab, dari dua laga ini, skuad Garuda menurunkan komposisi yang sangat berbeda. Satu-satunya pemain yang diturunkan sebagai starter pada dua laga ini hanyalah Emil Audero di bawah mistar gawang.

Kemungkinan, komposisi utama yang akan digunakan Kluivert ialah nama-nama yang diturunkan saat menghadapi Lebanon. Namun, masih ada lubang-lubang yang bisa diperbaiki oleh Timnas Indonesia.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|