Gula Darah Normal Itu Berapa? Kenali Batas Aman Sebelum Jadi Diabetes

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Gula darah normal itu berapa adalah pertanyaan penting yang perlu diketahui setiap orang sejak dini. Menjaga kadar gula darah dalam batas normal bukan hanya menjadi kewajiban bagi penderita diabetes, melainkan langkah strategis untuk semua yang ingin mempertahankan kesehatan jangka panjang.

Menurut American Diabetes Association (2024), pengendalian gula darah yang stabil terbukti menurunkan risiko komplikasi kronis, termasuk penyakit jantung dan kerusakan saraf. Dengan memahami gula darah normal itu berapa, masyarakat bisa lebih sigap mengambil tindakan preventif.

Berikut selengkapnya penjelasan gula darah normal itu berapa.

Berapa Sebenarnya Gula Darah yang Normal?

Gula darah normal itu berapa? Menurutu buku Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia terbitan PERKENI tahun 2021 menjelaskan secara rinci gula darah normal itu berapa.

Jika pemeriksaan dilakukan dalam kondisi puasa minimal 8 jam, kadar gula darah normal berkisar antara 70–99 mg/dL, sedangkan pra-diabetes ditandai kadar puasa 100–125 mg/dL. Apabila diperiksa dua jam setelah makan, kadar gula darah sebaiknya tetap di bawah 140 mg/dL.

  • Gula darah normal saat puasa: 70–99 mg/dL
  • Gula darah normal 2 jam setelah makan: <140 mg/dL

PERKENI juga mengingatkan, “Kondisi pra-diabetes sering tanpa gejala dan memerlukan deteksi aktif melalui skrining berkala,” (PERKENI, 2021, hlm. 19). Oleh karena itu, pemeriksaan rutin menjadi langkah penting untuk memastikan gula darah tetap dalam batas sehat.

Selain itu, menurut rekomendasi internasional dari American Diabetes Association (ADA) tahun 2024, terdapat pemeriksaan lain yang disebut HbA1c untuk mengetahui rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan terakhir. Hasil HbA1c dikategorikan normal jika kurang dari 5,7%, pra-diabetes jika berada di rentang 5,7–6,4%, dan diabetes jika 6,5% atau lebih.

Batas Aman Gula Darah Sebelum Jadi Diabetes

Memahami batas aman gula darah sangat penting supaya kita tidak terlambat mengambil tindakan pencegahan. Menurut Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa dari Kementerian Kesehatan RI (2020), pra-diabetes ditandai kadar gula darah puasa yang sudah melebihi 110 mg/dL, meskipun belum mencapai ambang diagnosis diabetes.

Pemeriksaan gula darah dua jam setelah makan memiliki peran penting, sebab bila hasilnya berada di kisaran 140–199 mg/dL, itu sudah menandakan adanya gangguan toleransi glukosa. Sayangnya, banyak orang baru memeriksakan diri ketika komplikasi sudah muncul, padahal fase pra-diabetes sebenarnya bisa dicegah lebih dini dengan deteksi yang tepat. (Kemenkes RI, 2020, hlm. 17)

Penting untuk diingat, batas aman gula darah bukan sekadar angka di kertas pemeriksaan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi intoleransi glukosa di Indonesia terus meningkat setiap tahun, sebagian besar karena pola hidup sedentari dan konsumsi kalori berlebih. Oleh sebab itu, mengenali batas pra-diabetes seawal mungkin adalah langkah strategis untuk melindungi kesehatan jangka panjang. Dengan pemeriksaan berkala dan gaya hidup aktif, risiko diabetes dapat ditekan secara signifikan.

Apa yang Dimaksud dengan Pra-diabetes?

Pra-diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah mulai meningkat melampaui batas normal, namun belum cukup tinggi untuk secara resmi dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Tahap ini dikenal sebagai fase prediabetes, yang merupakan periode paling strategis untuk melakukan perubahan gaya hidup. Banyak orang merasa sehat karena tidak muncul gejala yang jelas, padahal proses resistensi insulin sudah perlahan terjadi di dalam tubuh.

Menurut American Diabetes Association (ADA, 2024), “Prediabetes didefinisikan sebagai adanya gangguan glukosa puasa, gangguan toleransi glukosa, atau kadar HbA1c yang meningkat. Semua kondisi ini menunjukkan risiko yang signifikan untuk berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2.”

Pada tahap ini, pembuluh darah kecil mulai terpengaruh oleh kadar gula yang melebihi ambang normal. Tanpa perubahan pola makan dan aktivitas fisik, risiko berkembang menjadi diabetes sepenuhnya menjadi sangat tinggi dalam beberapa tahun.

Oleh sebab itu, pra-diabetes harus dianggap sebagai tanda peringatan serius, bukan sekadar angka di hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan kadar gula darah secara berkala, pengelolaan berat badan ideal, dan kebiasaan berolahraga secara teratur terbukti dapat membantu mengembalikan kadar glukosa mendekati normal. ADA juga menegaskan, “Intervensi gaya hidup intensif dapat mengurangi kejadian diabetes tipe 2 hingga 58% pada individu dengan prediabetes.” (ADA Standards of Care, 2024).

Bagaimana Cara Menjaga Gula Darah Tetap Stabil?

1.  Menjaga Pola Makan Seimbang

  • Hindari konsumsi berlebihan karbohidrat olahan seperti nasi putih, roti tawar, dan makanan manis kemasan.
  • Perbanyak asupan serat dari sayuran hijau, buah rendah gula, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

2.  Rutin Berolahraga

  • Lakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.
  • Olahraga membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi sehingga gula darah tetap stabil.

3.  Tidur Cukup dan Berkualitas

  • Kurang tidur meningkatkan hormon kortisol yang bisa menaikkan kadar gula darah.
  • Usahakan tidur 7–8 jam setiap malam.

4.  Mengelola Stres

  • Stres kronis memicu lonjakan gula darah karena hormon adrenalin dan kortisol memengaruhi metabolisme glukosa.
  • Lakukan teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas hobi yang menyenangkan.

5. Melakukan Pemeriksaan Secara Rutin

  • Pantau kadar gula darah dengan glucometer di rumah.
  • Lakukan pemeriksaan laboratorium, termasuk HbA1c, untuk deteksi dini sebelum muncul gejala serius.

People Also Ask

Apakah gula darah 110 mg/dL setelah puasa termasuk aman?

Tidak. Angka tersebut termasuk kategori pra-diabetes. Meski belum tergolong diabetes, itu sinyal awal tubuh sedang tidak seimbang, dan perlu langkah pencegahan segera.

Bisakah gula darah naik meski tidak makan manis?

Bisa. Faktor seperti stres, kurang tidur, makan karbohidrat olahan (seperti nasi putih atau roti tawar), dan aktivitas fisik rendah bisa menyebabkan lonjakan gula darah.

Kapan waktu terbaik untuk cek gula darah?

Idealnya di pagi hari saat belum makan apa pun (gula darah puasa), dan dua jam setelah makan utama untuk melihat kemampuan tubuh dalam memproses glukosa.

Apakah saya perlu periksa gula darah jika merasa sehat?

Ya. Seperti ditunjukkan dalam jurnal, banyak orang dengan pra-diabetes tidak merasakan gejala apapun. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama bila kamu berusia di atas 30 tahun atau memiliki faktor risiko seperti berat badan berlebih atau keluarga dengan diabetes.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|