Qadarullah Artinya Ketetapan Allah SWT, Ketahui Makna dan Kapan Harus Diucapkan

23 hours ago 12

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan seorang Muslim, ungkapan qadarullah sering menjadi penenang di tengah kegundahan atau kesedihan. Qadarullah artinya ketetapan terbaik dari Allah SWT keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah tertulis dan terjadi atas kehendak-Nya. Dengan memahami qadarullah, seorang hamba belajar meredam emosi dan menyadari bahwa semua urusan baik dan buruk berada dalam pengaturan Ilahi. Prinsip ini bukan sekadar pasrah tanpa usaha, tapi kesadaran bahwa hasil akhir sepenuhnya berada di tangan-Nya. 

Dikutip dari jurnal Beriman kepada Qada dan Qadar yang diterbitkan Kementerian Agama RI, iman kepada qada dan qadar mengharuskan seseorang memahami bahwa qada secara istilah adalah ketetapan Allah SWT yang tercatat di Lauh al‑Mahfuz sejak zaman azali. Sedangkan Qadar adalah ketetapan yang telah terjadi. Pemahaman ini menggarisbawahi bahwa qadarullah mencakup seluruh segi kehidupan, dari penciptaan, perikatan, hingga realisasi yang kita jalani sekarang. 

Lebih lanjut, dalam buku Beriman kepada Qada dan Qadar (2008) karya Abdul Hadi Awang, dijelaskan bahwa beriman kepada Qada dan Qadar mengandung hikmah agar manusia tidak menyombongkan diri dan selalu berserah diri kepada Allah serta tetap berusaha. Dengan demikian, mengucapkan qadarullah artinya kita mengakui kebesaran-Nya, tetap berikhtiar, dan menerima keadaan dengan lapang dada. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Rabu (2/7/2025).  

Dalam hadits bukhori disebutkan, tidaklah satu musibah menimpa seorang muslim. Baik penyakit, kelelahan, kesusahan, dan kegelisahan.

Qadarullah Artinya 

Qadarullah berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata: "qadar" yang berarti ukuran atau ketentuan, dan "Allah" yang merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa. Secara harfiah, qadarullah dapat diartikan sebagai ketentuan atau ketetapan Allah. Dalam konteks akidah Islam, qadarullah mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah ditentukan oleh Allah SWT sejak azali. 

Konsep qadarullah erat kaitannya dengan rukun iman yang keenam, yaitu iman kepada qada dan qadar. Qada merujuk pada ketetapan Allah yang bersifat umum dan menyeluruh, sementara qadar berkaitan dengan pelaksanaan dari ketetapan tersebut secara rinci dan spesifik. Dengan demikian, qadarullah mencakup seluruh aspek kehidupan, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi di masa depan. 

Penting untuk dipahami bahwa qadarullah bukan berarti manusia tidak memiliki kehendak bebas atau pilihan dalam hidupnya. Sebaliknya, qadarullah menegaskan bahwa Allah SWT telah memberikan manusia kemampuan untuk memilih dan bertindak, namun dalam batas-batas yang telah ditetapkan-Nya. Ini berarti manusia tetap memiliki tanggung jawab atas pilihan dan perbuatannya.  

Makna Qadarullah dalam Kehidupan Muslim 

Qadarullah bukan hanya sekadar kata, tetapi juga menjadi manifestasi keyakinan seorang hamba kepada Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Ucapan ini adalah cerminan dari keikhlasan hati dalam menerima kenyataan, terutama ketika kenyataan itu tidak sesuai dengan harapan. Misalnya, ketika seseorang gagal dalam suatu usaha, kehilangan sesuatu yang dicintai, atau mengalami musibah, maka ia akan mengucapkan "qadarullah" sebagai bentuk penerimaan dan keridhaan atas apa yang terjadi. 

Dalam buku Aqidah Islam karya Sayyid Sabiq dijelaskan bahwa keimanan kepada takdir Allah tidak berarti menyerah secara pasif, tetapi membentuk jiwa yang tenang dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup. Ucapan qadarullah bukanlah bentuk kelemahan, tapi bentuk kepasrahan yang penuh iman dan menghindarkan seseorang dari keluh kesah berlebihan. 

Qadarullah menjadi salah satu kunci dalam menjaga kestabilan mental dan emosional seorang Muslim. Dengan memahami bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah, maka seorang hamba tidak akan terlampau larut dalam kesedihan, kemarahan, atau penyesalan. Sebaliknya, ia akan tetap tenang, bersabar, dan terus berikhtiar memperbaiki keadaannya dengan cara yang diridhai.  

Penggunaan Qadarullah dalam Konteks Kehidupan 

Ucapan "qadarullah" dapat digunakan dalam berbagai situasi. Umumnya, kalimat ini diucapkan ketika terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan, seperti kegagalan, kecelakaan, musibah, kehilangan, atau peristiwa yang dianggap sebagai ujian hidup. Ucapan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi, bahkan hal sekecil apapun, berada dalam pengawasan dan kehendak Allah. 

Beberapa contoh penggunaan "qadarullah" dalam percakapan sehari-hari: 

  1. “Dompetku hilang di jalan, padahal sudah hati-hati. Tapi ya sudah, qadarullah.” 
  2. “Kami sudah berusaha maksimal, tapi tetap gagal. Mungkin belum rezeki, qadarullah.” 
  3. “Mobil ditabrak tadi pagi. Alhamdulillah tidak ada korban, qadarullah, ini ujian dari Allah.” 

Penggunaan qadarullah juga memperlihatkan sikap dewasa dalam iman. Alih-alih menyalahkan orang lain, keadaan, atau bahkan diri sendiri secara berlebihan, seorang Muslim diajarkan untuk merujuk semua kejadian kepada kehendak Allah. Tentu saja, ini bukan berarti menyerah tanpa usaha, melainkan tetap berusaha dan menerima hasilnya dengan lapang dada.  

Kapan Qadarullah Harus Diucapkan? 

Ucapan "qadarullah" sebaiknya diucapkan ketika seseorang mengalami musibah, kegagalan, atau hal-hal yang berada di luar kendali manusia. Dalam hal ini, qadarullah menjadi bentuk dzikir yang menenangkan hati dan memperkuat kesabaran. Rasulullah SAW juga memberikan bimbingan agar umatnya tidak terlalu menyesali sesuatu yang telah terjadi, dan justru mengucapkan kalimat ini. 

Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi SAW bersabda: 

"Jika engkau ditimpa sesuatu, janganlah engkau berkata: ‘Seandainya aku melakukan ini dan itu, pasti akan begini dan begitu.’ Tetapi katakanlah: Qadarullah wa maa syaa-a fa’ala (ini adalah ketetapan Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi). Karena ‘seandainya’ membuka pintu syaitan." 

Hadis ini menunjukkan bahwa qadarullah bukan hanya sebatas ungkapan, tetapi bagian dari akhlak iman. Ketika seseorang bersikap demikian, hatinya akan dijauhkan dari godaan syaitan seperti menyesal secara berlebihan, menyalahkan nasib, atau bahkan berputus asa dari rahmat Allah.  

Hikmah Beriman Kepada Qadarullah 

Beriman kepada qadarullah membawa banyak hikmah dan manfaat bagi kehidupan seorang Muslim: 

  1. Ketenangan jiwa: Keyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah membuat seseorang lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi hidup. 
  2. Sikap optimis: Iman kepada qadarullah mendorong seseorang untuk selalu bersikap optimis, karena ia yakin bahwa Allah telah menetapkan yang terbaik untuknya. 
  3. Motivasi untuk berusaha: Pemahaman yang benar tentang qadarullah justru memotivasi seseorang untuk berusaha maksimal, karena ia tahu bahwa hasil akhir ada di tangan Allah. 
  4. Kesabaran dalam menghadapi ujian: Ketika menghadapi musibah atau kesulitan, iman kepada qadarullah membantu seseorang untuk bersabar dan tidak mudah putus asa. 
  5. Rasa syukur: Keyakinan bahwa segala nikmat adalah pemberian Allah membuat seseorang lebih bersyukur atas apa yang dimilikinya.  

QnA Seputar Qadarullah 

Q: Apa arti qadarullah secara harfiah? 

A: Secara bahasa, qadarullah berarti "ketetapan Allah". Ini merujuk pada takdir atau keputusan Allah SWT atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta. 

Q: Apakah qadarullah bisa diucapkan untuk peristiwa yang menyenangkan? 

A: Biasanya qadarullah diucapkan saat musibah atau kejadian yang tidak diinginkan. Namun, pada prinsipnya, semua peristiwa adalah ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Maka sah-sah saja mengucapkannya dalam semua keadaan. 

Q: Apakah ucapan qadarullah menunjukkan seseorang pasrah? 

A: Tidak. Qadarullah adalah bentuk tawakal, bukan menyerah tanpa usaha. Seorang Muslim tetap diwajibkan berikhtiar, dan setelah itu menyerahkan hasilnya kepada Allah. 

Q: Apa perbedaan antara qadarullah dan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un? 

A: Qadarullah adalah pengakuan atas ketetapan Allah, bisa digunakan untuk berbagai kejadian. Sementara inna lillahi... lebih khusus digunakan saat mendengar kabar kematian atau musibah besar, sebagai bentuk kesadaran bahwa semua berasal dan akan kembali kepada Allah. 

Q: Adakah dalil lain tentang pentingnya menerima takdir? 

A: Dalam QS. At-Taghabun: 11 Allah berfirman: "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” Ayat ini menguatkan bahwa setiap peristiwa adalah qadarullah. 

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|