Liputan6.com, Jakarta Setelah pelaksanaan Idul Adha, tidak jarang masyarakat menemukan daging kurban hijau yang menimbulkan kekhawatiran tentang keamanannya untuk dikonsumsi. Fenomena daging kurban hijau ini sering muncul ketika daging disimpan dalam kondisi yang kurang tepat atau telah mengalami kontaminasi bakteri. Banyak keluarga yang bingung apakah daging kurban hijau tersebut masih aman untuk diolah menjadi makanan atau harus dibuang.
Perubahan warna daging menjadi kehijauan merupakan salah satu indikator yang perlu diwaspadai karena dapat menandakan adanya proses pembusukan. Namun demikian, tidak semua daging kurban hijau otomatis berbahaya, tergantung pada penyebab perubahan warna tersebut dan kondisi daging secara keseluruhan. Penting bagi masyarakat untuk memahami penyebab, tanda-tanda, dan cara menangani daging yang mengalami perubahan warna ini.
Penting untuk memahami fenomena daging kurban yang berubah warna menjadi hijau, mulai dari penyebab, cara mengidentifikasi tingkat keamanannya, hingga langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat mengambil keputusan yang bijak dalam menangani daging kurban yang mengalami perubahan warna.
Berikut penjelasan lengkapnya mengenai keamanan daging kurban hijau, yang telah Liputan6.com rangkum pada Selasa (10/6).
Tradisi Muslim di Indonesia berbagi daging qurban kepada yang membutuhkan. Hewan kurban disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah
Penyebab Daging Kurban Berubah Warna Menjadi Hijau
Perubahan warna daging kurban menjadi hijau kehitaman atau cokelat kehijauan umumnya disebabkan oleh kontaminasi bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa kimia tertentu. Bakteri seperti Pseudomonas dan B. thermosphacta dapat berkembang biak dengan menggunakan asam amino yang ada dalam daging. Proses ini menghasilkan senyawa hidrogen sulfida dan belerang yang tidak hanya menyebabkan perubahan warna tetapi juga menimbulkan bau busuk yang khas.
Selain kontaminasi bakteri, perubahan warna hijau pada daging juga dapat terjadi akibat proses oksidasi. Hal ini biasanya terjadi ketika daging terpapar udara dalam jangka waktu yang lama atau disimpan dalam kondisi yang tidak tepat. Oksidasi menyebabkan reaksi kimia pada permukaan daging yang mengubah pigmen alami daging menjadi warna kehijauan.
Faktor lain yang sering menjadi penyebab adalah kesalahan dalam penyimpanan, terutama ketika daging dicuci sebelum dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Air yang tersisa pada permukaan daging menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan mikroba, bahkan dalam kondisi dingin. Kelembaban berlebih ini mempercepat proses pembusukan dan perubahan warna pada daging.
Cara Mengidentifikasi Tingkat Keamanan Daging yang Berubah Warna
Untuk menentukan apakah daging kurban yang berubah warna masih aman dikonsumsi, ada beberapa indikator yang harus diperhatikan secara seksama. Indikator pertama dan paling penting adalah aroma yang dikeluarkan oleh daging tersebut. Daging yang masih relatif aman biasanya tidak mengeluarkan bau busuk yang menyengat, meskipun warnanya sudah berubah. Sebaliknya, jika daging sudah mengeluarkan aroma tengik, anyir, atau bau tidak sedap yang menusuk hidung, maka daging tersebut sudah tidak layak konsumsi.
Tekstur daging juga menjadi indikator penting untuk menilai tingkat keamanan. Daging yang masih dalam kondisi relatif baik akan mempertahankan tekstur yang padat dan kenyal, meskipun sebagian permukaannya berubah warna. Namun, jika daging sudah terasa lembek, berlendir, atau mudah hancur ketika ditekan, ini menandakan bahwa proses pembusukan sudah berlangsung cukup parah dan daging tidak aman untuk dikonsumsi.
Menurut ahli dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Andi Febrisiantosa, daging yang hanya mengalami perubahan warna pada bagian tertentu masih dapat dikonsumsi dengan syarat tidak berbau dan bagian yang berubah warna dibuang. Namun, daging tersebut harus dimasak dengan sempurna pada suhu tinggi untuk memastikan bakteri yang mungkin ada dapat mati sempurna.
Langkah Penanganan Daging Kurban yang Berubah Warna
Jika menemukan daging kurban yang sebagian berubah warna menjadi hijau, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi daging. Cium aroma daging dengan seksama dan periksa teksturnya dengan hati-hati. Apabila daging masih berbau normal dan tidak berlendir, maka bagian yang berubah warna dapat dipotong dan dibuang, sedangkan bagian yang masih normal dapat digunakan untuk memasak.
Proses memasak daging yang telah mengalami perubahan warna harus dilakukan dengan extra hati-hati. Pastikan daging dimasak hingga benar-benar matang dengan suhu internal minimal 75°C untuk memastikan semua bakteri berbahaya mati. Hindari memasak daging setengah matang atau rare karena dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Gunakan thermometer daging jika perlu untuk memastikan suhu memasak yang tepat.
Sebaliknya, jika daging sudah mengeluarkan bau busuk yang menyengat atau teksturnya sudah berubah menjadi lembek dan berlendir, maka seluruh bagian daging harus dibuang tanpa ragu. Jangan mencoba untuk menyelamatkan sebagian daging karena bakteri pembusuk dapat menyebar ke seluruh bagian daging meskipun secara visual belum terlihat perubahan warna. Keselamatan dan kesehatan keluarga harus menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan ini.
Cara Penyimpanan Daging Kurban yang Benar
Untuk mencegah terjadinya perubahan warna pada daging kurban, penyimpanan yang benar sangat penting dilakukan sejak awal. Daging kurban sebaiknya tidak dicuci dengan air sebelum disimpan dalam lemari pendingin karena kelembaban berlebih dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Jika terdapat kotoran pada permukaan daging, cukup dibersihkan menggunakan tisu atau lap bersih untuk menghilangkan kontaminan tanpa menambah kelembaban.
Daging harus segera disimpan dalam freezer jika tidak akan langsung dimasak dalam waktu dekat. Suhu penyimpanan yang ideal adalah di bawah -18°C untuk mempertahankan kualitas daging dalam jangka waktu yang lebih lama. Gunakan wadah kedap udara atau plastik khusus freezer untuk mencegah kontaminasi silang dan menjaga kualitas daging tetap optimal.
Untuk daging yang akan dimasak dalam 1-2 hari, dapat disimpan di bagian chiller dengan suhu 0-4°C. Namun, pastikan daging dibungkus dengan baik dan terpisah dari bahan makanan lain untuk mencegah kontaminasi silang. Jangan menyimpan daging dalam suhu ruang lebih dari 2 jam karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan makanan.