Apa Ciri-ciri Orang Terkena Kolesterol? Terlihat Sederhana tapi Efeknya Bisa Fatal

9 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang kerap terjadi tanpa menimbulkan gejala jelas pada tahap awal. Banyak orang bahkan baru menyadari memiliki kadar kolesterol di atas batas normal ketika mengalami komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Dalam Jurnal Proteksi Kesehatan yang ditulis oleh Elmukhsinur dan Novita Kusumarini berjudul The Correlation of Modifiable Risk Factors with Stroke Incidence, menyebutkan bahwa kadar kolesterol total >220 mg/dL dan LDL >150 mg/dL meningkatkan risiko stroke iskemik 1,31-2,9 kali.

Mengutip dari Healthline, kolesterol sendiri merupakan zat lemak yang secara alami diproduksi oleh hati dan diperlukan tubuh untuk membentuk membran sel, hormon, serta vitamin D. Namun, kelebihan kolesterol dalam darah, khususnya jenis LDL (low-density lipoprotein) atau dikenal sebagai kolesterol jahat, dapat menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak yang menyumbat aliran darah. Sumbatan ini memicu berbagai penyakit kardiovaskular yang mematikan.

Karena sifatnya yang tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, penting bagi setiap orang, terutama yang telah berusia di atas 20 tahun untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol secara berkala. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi yang membahayakan dan memberi kesempatan bagi perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Lalu, apa ciri-ciri orang terkena kolesterol?

Apa Itu Kolesterol?

Kolesterol adalah senyawa lemak yang bersifat lilin dan tidak larut dalam air, sehingga tidak bisa mengalir sendiri dalam darah. Untuk bisa berpindah, kolesterol harus bergabung dengan protein membentuk lipoprotein. Ada dua jenis utama lipoprotein, yaitu LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik).

Kolesterol LDL dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri jika jumlahnya berlebihan, mengakibatkan penyumbatan aliran darah yang berisiko memicu serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer. Sebaliknya, kolesterol HDL membantu mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang dari tubuh.

Pentingnya keseimbangan antara LDL dan HDL menjadi kunci untuk menjaga kesehatan sistem kardiovaskular. Sayangnya, banyak orang hanya mengetahui kadar kolesterol mereka melalui tes darah rutin, karena gejala fisik biasanya muncul saat kondisi sudah parah.

Jika kadar LDL mencapai lebih dari 160 mg/dL, atau total kolesterol di atas 240 mg/dL, seseorang dianggap memiliki kolesterol tinggi. Dalam beberapa kasus, faktor genetik seperti familial hypercholesterolemia juga bisa membuat kadar kolesterol melampaui 300 mg/dL sejak usia muda.

Apa Ciri-ciri Orang Terkena Kolesterol?

Kolesterol tinggi adalah kondisi yang berkembang secara perlahan dan sering kali tidak menunjukkan gejala hingga terjadi komplikasi serius. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda awal yang mungkin muncul dapat membantu Anda melakukan tindakan pencegahan sebelum terlambat. Meski sebagian besar penderita tidak menyadari bahwa kadar kolesterol mereka sudah tinggi, beberapa gejala berikut bisa menjadi indikasi awal yang layak diwaspadai.

Secara umum, gejala yang timbul bukan berasal dari kolesterol itu sendiri, melainkan dari efek penumpukan plak yang mengganggu aliran darah ke organ vital seperti jantung, otak, dan kaki. Ketika suplai darah berkurang, tubuh mulai memberikan sinyal melalui berbagai keluhan fisik. Berikut adalah beberapa tanda-tanda yang sering kali diabaikan atau dikira sebagai gejala umum:

  • Nyeri dada (angina): Rasa sesak, berat, atau nyeri pada dada yang bisa menjalar ke bahu, lengan kiri, atau punggung, terutama saat beraktivitas fisik, menandakan aliran darah ke jantung terganggu.
  • Kelelahan berlebihan: Tubuh mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat, yang bisa disebabkan oleh pasokan oksigen dan nutrisi yang tidak maksimal karena penyempitan pembuluh darah.
  • Sesak napas: Terutama ketika menaiki tangga atau berjalan cepat, menunjukkan bahwa jantung bekerja ekstra keras karena suplai darah yang tidak lancar.
  • Sakit kepala mendadak atau berat di bagian belakang kepala: Bisa mengindikasikan tekanan darah tinggi akibat penyumbatan pembuluh darah dari kolesterol berlebih.
  • Kram atau nyeri kaki saat berjalan (intermittent claudication): Merupakan tanda bahwa aliran darah ke bagian bawah tubuh terganggu, sering terjadi pada penderita peripheral artery disease (PAD).
  • Muncul benjolan kuning di kulit (xanthoma): Biasanya terjadi di sekitar kelopak mata, siku, atau lutut, dan merupakan tanda dari kadar kolesterol yang sangat tinggi, terutama pada kondisi turunan (familial hypercholesterolemia).
  • Mual, gangguan pencernaan, atau perasaan tidak nyaman di perut atas: Dapat muncul akibat tekanan pada pembuluh darah di sekitar sistem pencernaan.
  • Gangguan penglihatan sesaat atau mata buram: Merupakan tanda awal adanya potensi stroke ringan (transient ischemic attack) akibat aliran darah yang tersumbat sebagian ke otak.
  • Kulit kaki atau tangan terasa dingin dibandingkan bagian tubuh lainnya: Ini menunjukkan berkurangnya aliran darah ke ekstremitas akibat penyumbatan arteri.
  • Penurunan fungsi kognitif seperti sulit fokus atau mudah lupa: Sirkulasi darah ke otak yang terganggu bisa menyebabkan penurunan fungsi otak secara perlahan.

Meskipun gejala-gejala di atas bisa dikaitkan dengan kondisi lain, jika Anda mengalami beberapa di antaranya, terutama bila memiliki faktor risiko seperti obesitas, merokok, atau riwayat keluarga. Maka sebaiknya segera memeriksakan kadar kolesterol melalui tes darah lengkap di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memberi ruang untuk memperbaiki gaya hidup sejak awal.

Risiko Komplikasi dari Kolesterol Tinggi

Jika tidak ditangani dengan tepat, kolesterol tinggi bisa memicu berbagai komplikasi medis serius yang berdampak langsung pada kualitas hidup bahkan mengancam keselamatan jiwa. Kolesterol, khususnya jenis LDL (low-density lipoprotein) atau yang disebut sebagai kolesterol jahat, dapat menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak. Plak ini lama kelamaan akan mempersempit pembuluh darah, mengurangi aliran darah, dan mengganggu fungsi organ vital.

Proses penyumbatan yang dikenal sebagai aterosklerosis ini berlangsung secara perlahan, tanpa gejala nyata pada awalnya. Namun, ketika aliran darah sudah sangat terbatas atau terputus, barulah muncul krisis kesehatan yang memerlukan tindakan darurat. Komplikasi dari kolesterol tinggi bisa menyerang berbagai organ, mulai dari jantung, otak, hingga ekstremitas tubuh seperti kaki dan tangan.

Berikut adalah beberapa komplikasi utama akibat kolesterol tinggi yang perlu diwaspadai:

1. Penyakit Jantung Koroner (Coronary Artery Disease / CAD)

Penumpukan plak di arteri koroner menyebabkan penyempitan dan kekakuan pembuluh darah yang menyuplai darah ke otot jantung. Akibatnya, jantung kekurangan oksigen dan nutrisi, yang bisa memicu:

  • Nyeri dada atau angina.
  • Denyut jantung tidak teratur.
  • Serangan jantung mendadak jika pembuluh darah tertutup sepenuhnya.

Studi di RSUD dr. Soedarso Pontianak yang dilakukan oleh Laila Kamilla dan Salim Maulidiyah juga menemukan hubungan signifikan antara kadar kolesterol total tinggi dengan penyakit jantung koroner.

2. Serangan Jantung (Myocardial Infarction)

Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke sebagian otot jantung terputus secara tiba-tiba. Hal ini biasanya disebabkan oleh pecahnya plak di arteri yang membentuk gumpalan darah. Kondisi ini sangat mematikan jika tidak ditangani dalam beberapa jam pertama. Gejala umumnya meliputi:

  • Nyeri dada hebat seperti ditekan atau terbakar.
  • Sesak napas.
  • Keringat dingin dan mual.
  • Kelelahan ekstrem mendadak.

3. Stroke (Penyakit Pembuluh Darah Otak)

Kolesterol tinggi juga meningkatkan risiko stroke, terutama jenis iskemik, yaitu saat pembuluh darah di otak tersumbat oleh gumpalan darah. Tanpa oksigen, jaringan otak bisa mati dalam hitungan menit. Gejala stroke yang harus dikenali meliputi:

  • Kelemahan tiba-tiba pada satu sisi tubuh.
  • Bicara menjadi cadel atau tidak jelas.
  • Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata.
  • Kehilangan keseimbangan dan kesadaran secara tiba-tiba.

4. Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease / PAD)

Komplikasi ini terjadi ketika plak menyumbat arteri di kaki atau tangan. PAD menyebabkan gangguan sirkulasi darah yang bisa memperparah bila tidak ditangani. Gejala PAD termasuk:

  • Nyeri atau kram pada betis saat berjalan (claudicatio intermittens).
  • Luka di kaki atau jari yang sulit sembuh.
  • Kulit kaki terasa dingin, pucat, atau mengkilap.
  • Kuku menebal dan pertumbuhan rambut di kaki berkurang drastis.

5. Hipertensi dan Gangguan Ginjal

Aterosklerosis akibat kolesterol tinggi bisa mempersempit arteri ginjal dan menaikkan tekanan darah. Dalam jangka panjang, tekanan darah tinggi (hipertensi) memicu:

  • Penurunan fungsi ginjal.
  • Risiko penyakit ginjal kronis.
  • Kebutuhan dialisis pada kasus berat.

Setiap komplikasi ini bisa terjadi secara bersamaan, saling memperburuk kondisi tubuh. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas normal bukan sekadar upaya pencegahan, tapi langkah vital untuk menjaga sistem tubuh tetap berfungsi optimal. Pemeriksaan berkala, pola makan sehat, dan pengobatan sesuai anjuran medis adalah cara terbaik untuk menghindari dampak buruk kolesterol tinggi.

Faktor Pemicu Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi bisa dialami oleh siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Meskipun sebagian besar kasus disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, ada pula faktor bawaan yang berperan besar dalam menentukan kadar kolesterol seseorang. Pemahaman tentang pemicu ini penting agar kita bisa melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin dan menyesuaikan gaya hidup sesuai dengan risiko masing-masing individu.

Kolesterol yang tinggi dalam darah biasanya merupakan hasil dari kombinasi antara kebiasaan harian, kondisi medis tertentu, dan faktor genetik. Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari, seperti memilih makanan tinggi lemak atau jarang bergerak, secara perlahan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh.

Berikut ini adalah beberapa pemicu utama kolesterol tinggi yang perlu diperhatikan:

1. Pola Makan Tinggi Lemak Jenuh dan Trans

  • Konsumsi makanan seperti daging merah berlemak, produk susu tinggi lemak, makanan cepat saji, dan gorengan berkontribusi besar pada peningkatan kadar LDL.
  • Lemak trans yang banyak ditemukan pada makanan olahan, kue kering, dan margarin juga memperburuk profil lipid darah.
  • Kurangnya asupan serat dari buah, sayur, dan biji-bijian menghambat kemampuan tubuh dalam mengelola kadar kolesterol.

2. Gaya Hidup Tidak Aktif (Sedentari)

  • Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan tubuh tidak efektif dalam membakar lemak dan mengatur keseimbangan lipoprotein.
  • Gaya hidup pasif juga menurunkan kadar HDL (kolesterol baik), yang berfungsi mengangkut kelebihan kolesterol kembali ke hati.
  • Artikel dari Siloam Hospitals juga menyebutkan jika gaya hidup sedentari merupakan salah satu penyebab meningkatnya kadar kolesterol dalam tubuh.

3. Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol Berlebihan

  • Nikotin dalam rokok merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses aterosklerosis.
  • Merokok juga menurunkan kadar HDL dalam darah dan meningkatkan risiko pembentukan plak.
  • Alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan kadar trigliserida dan memicu gangguan metabolisme lemak.

4. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

  • Sebagian orang memiliki kondisi turunan bernama familial hypercholesterolemia, yang menyebabkan kadar kolesterol sangat tinggi sejak usia muda.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kolesterol tinggi meningkatkan risiko dua hingga tiga kali lipat.
  • Dalam kasus ini, perubahan gaya hidup saja mungkin tidak cukup dan perlu intervensi medis lebih awal.

5. Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat

  • Kondisi medis seperti diabetes tipe 2, hipotiroidisme, dan penyakit ginjal kronis dapat memperburuk profil kolesterol.
  • Beberapa obat, seperti steroid dan pil kontrasepsi tertentu, juga dapat memengaruhi kadar kolesterol jika digunakan dalam jangka panjang.
  • Karena itu, pemantauan berkala sangat penting bagi penderita penyakit kronis atau mereka yang menjalani terapi obat tertentu.

Memahami pemicu kolesterol tinggi akan membantu Anda mengambil langkah pencegahan yang lebih terarah. Mengubah pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengelola stres adalah fondasi penting dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Konsultasi rutin dengan tenaga medis juga menjadi bagian dari strategi pencegahan yang tidak boleh diabaikan.

Pemeriksaan Kolesterol

Pemeriksaan kolesterol dilakukan melalui tes darah yang disebut lipid panel, biasanya setelah puasa minimal 12 jam. Tes ini mengukur total kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida, memberikan gambaran lengkap tentang risiko kardiovaskular seseorang.

CDC menyarankan pemeriksaan kolesterol rutin setiap 4–6 tahun bagi orang dewasa sehat di atas 20 tahun. Namun, bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kolesterol tinggi, frekuensi pemeriksaan bisa ditingkatkan atas saran dokter.

Hasil lipid panel dikategorikan dalam level ideal dan berisiko. Misalnya, LDL yang ideal adalah di bawah 100 mg/dL, HDL yang baik di atas 40 mg/dL, dan trigliserida di bawah 150 mg/dL. Nilai di atas ambang tersebut menandakan risiko kesehatan yang perlu ditindaklanjuti.

Mendiagnosis kolesterol tinggi secara dini sangat penting karena membantu mencegah kerusakan organ yang lebih luas. Selain itu, pemantauan berkala dapat menilai efektivitas pengobatan atau perubahan gaya hidup yang sudah dilakukan oleh pasien.

Pencegahan dan Pengelolaan Kolesterol Tinggi

Mengubah pola hidup adalah langkah utama dalam mencegah dan mengelola kolesterol tinggi. Diet sehat rendah lemak jenuh dan kolesterol, tinggi serat, serta konsumsi buah dan sayuran segar sangat dianjurkan. Hindari makanan seperti daging merah berlemak, produk susu penuh lemak, dan makanan olahan tinggi gula.

Aktivitas fisik rutin seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang selama 30 menit per hari dapat meningkatkan HDL sekaligus menurunkan LDL. Menjaga berat badan ideal dan berhenti merokok juga merupakan strategi penting untuk mengurangi risiko kolesterol tinggi.

Bila perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, dokter bisa meresepkan obat penurun kolesterol seperti statin, niacin, atau PCSK9 inhibitor. Dalam beberapa kasus, terapi kombinasi obat diperlukan untuk menurunkan kolesterol secara optimal.

Selain pengobatan medis, beberapa suplemen herbal seperti biji rami, sterol nabati, atau psyllium juga digunakan sebagai pendukung. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya karena dapat berinteraksi dengan obat lain.

People Also Ask

1. Apa gejala pertama kolesterol tinggi?

Gejala awal sering tidak terlihat. Beberapa orang hanya mengetahuinya setelah mengalami serangan jantung atau stroke.

2. Apakah kolesterol bisa sembuh total?

Kolesterol tinggi bisa dikendalikan dengan gaya hidup sehat dan obat-obatan, namun memerlukan pemantauan seumur hidup.

3. Berapa kadar kolesterol yang dianggap berbahaya?

LDL di atas 160 mg/dL atau total kolesterol di atas 240 mg/dL dianggap tinggi dan berbahaya.

4. Apakah kolesterol tinggi bisa menyebabkan kematian mendadak?

Ya, jika memicu serangan jantung atau stroke berat yang tidak segera ditangani.

5. Apakah diet vegetarian aman untuk penderita kolesterol?

Ya, pola makan berbasis nabati umumnya baik untuk menurunkan kadar LDL.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|