Liputan6.com, Jakarta Bulan Suro, dalam kalender Jawa, bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam. Bagi sebagian masyarakat Jawa, Suro dianggap bulan yang sakral dan penuh misteri. Tak heran, banyak tradisi dan kepercayaan yang mengiringi bulan ini, termasuk pantangan untuk bepergian jauh.
Stigma bulan Suro yang sakral ini memunculkan berbagai pertanyaan, salah satunya, bulan Suro apakah boleh bepergian jauh? Kepercayaan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, membentuk semacam aturan tak tertulis yang diikuti sebagian masyarakat.
Bulan Muharram atau Suro memang identik dengan bulan yang mulia dan diiringi sunnah Nabi SAW, namun tak jarang beredar stigma bulan Suro sakral yang ditujukan dengan niat kehati-hatian sudut pandang masyarakat Jawa. Kepercayaan masyarakat Jawa punya pantangan pergi jauh di bulan Suro, meski sudah di era modern, namun tak sedikit pantangan tersebut tetap jadi Pamali tersendiri.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang pertanyaan bulan Suro apakah boleh bepergian jauh, Kamis (26/6/2025).
1. Mitos Bepergian Jauh di Bulan Suro
Kepercayaan tentang larangan bepergian jauh di bulan Suro berakar dari keyakinan bahwa bulan ini memiliki energi negatif yang kuat. Angin buruk diyakini berhembus lebih kencang, meningkatkan risiko kecelakaan dan kesialan. Oleh karena itu, banyak yang memilih untuk menghindari perjalanan jauh demi keselamatan.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah kepercayaan yang belum terbukti secara ilmiah. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa bepergian di bulan Suro lebih berbahaya dibandingkan bulan lainnya. Keputusan untuk bepergian atau tidak sepenuhnya ada di tangan kamu.
Jika kamu tetap harus bepergian jauh di bulan Suro, ada baiknya untuk lebih berhati-hati. Periksa kondisi kendaraan, rencanakan rute perjalanan dengan matang, dan selalu berdoa memohon keselamatan.
2. Menikah di Bulan Suro: Tabu atau Bukan?
Selain bepergian jauh, menikah di bulan Suro juga dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Jawa. Alasannya mirip, yaitu karena energi negatif yang kuat di bulan ini. Pernikahan yang dilakukan di bulan Suro diyakini akan membawa kesialan dan ketidakbahagiaan.
Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Dalam Islam, bulan Muharram justru dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah. Banyak pasangan muslim yang memilih untuk menikah di bulan ini karena keberkahannya.
Pada akhirnya, keputusan untuk menikah di bulan Suro atau tidak kembali lagi pada keyakinan masing-masing. Jika kamu percaya pada mitos tersebut, sebaiknya hindari. Namun, jika kamu tidak mempercayainya, tidak ada salahnya untuk tetap melangsungkan pernikahan.
3. Renovasi Rumah di Bulan Suro
Mitos lain yang beredar adalah larangan untuk melakukan renovasi rumah di bulan Suro. Konon, renovasi rumah di bulan ini dapat mengganggu ketenangan makhluk halus yang menghuni rumah tersebut. Hal ini diyakini dapat membawa kesialan dan penyakit bagi penghuni rumah.
Namun, kepercayaan ini lebih bersifat tradisional dan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Renovasi rumah sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, asalkan dilakukan dengan perencanaan yang matang dan tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Jika kamu berencana untuk merenovasi rumah di bulan Suro, sebaiknya pertimbangkan kembali keyakinan kamu. Jika kamu merasa tidak nyaman, sebaiknya tunda renovasi hingga bulan berikutnya. Namun, jika kamu tidak mempercayainya, tidak ada salahnya untuk tetap melanjutkan renovasi.
4. Pindah Rumah di Bulan Suro
Sama seperti renovasi rumah, pindah rumah di bulan Suro juga dianggap kurang baik oleh sebagian masyarakat Jawa. Pindah rumah diyakini dapat membawa energi negatif ke rumah baru, sehingga penghuni rumah akan mengalami berbagai masalah dan kesulitan.
Namun, dalam Islam, pindah rumah justru dianjurkan jika memang ada kebutuhan yang mendesak. Pindah rumah dapat membawa keberkahan dan rezeki yang lebih baik jika dilakukan dengan niat yang baik dan cara yang benar.
Oleh karena itu, keputusan untuk pindah rumah di bulan Suro atau tidak sepenuhnya tergantung pada keyakinan kamu. Jika kamu merasa khawatir, sebaiknya tunda kepindahan hingga bulan berikutnya. Namun, jika kamu tidak mempercayainya, tidak ada salahnya untuk tetap pindah rumah.
5. Mengadakan Acara Besar di Bulan Suro
Mengadakan acara besar seperti pesta pernikahan, khitanan, atau syukuran di bulan Suro juga dianggap kurang afdal oleh sebagian orang. Mereka percaya bahwa energi negatif di bulan ini dapat mempengaruhi kelancaran dan keberkahan acara tersebut.
Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Dalam Islam, mengadakan acara besar justru dianjurkan sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Acara besar juga dapat menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar keluarga dan teman.
Jika kamu berencana untuk mengadakan acara besar di bulan Suro, sebaiknya pertimbangkan kembali keyakinan kamu. Jika kamu merasa ragu, sebaiknya tunda acara tersebut hingga bulan berikutnya. Namun, jika kamu tidak mempercayainya, tidak ada salahnya untuk tetap mengadakan acara tersebut dengan niat yang baik dan cara yang benar.
6. Berdagang atau Memulai Usaha Baru di Bulan Suro
Sebagian masyarakat Jawa percaya bahwa memulai usaha baru atau berdagang di bulan Suro kurang baik karena dianggap tidak membawa keberuntungan. Mereka meyakini bahwa bulan ini penuh dengan kesialan, sehingga bisnis yang dimulai di bulan Suro akan mengalami kerugian.
Namun, dalam Islam, tidak ada larangan untuk memulai usaha baru di bulan Muharram. Bahkan, bulan ini dianggap sebagai bulan yang baik untuk memulai segala sesuatu yang baru, termasuk bisnis. Dengan niat yang baik dan kerja keras, bisnis yang dimulai di bulan Muharram justru dapat membawa keberkahan dan kesuksesan.
Jika kamu berencana untuk memulai usaha baru di bulan Suro, sebaiknya abaikan mitos tersebut. Fokuslah pada persiapan yang matang, strategi bisnis yang tepat, dan kerja keras. Dengan begitu, kamu dapat meraih kesuksesan dalam bisnis kamu.
7. Memotong Kuku dan Rambut di Malam Hari
Masyarakat Jawa menghindari memotong kuku dan rambut pada malam hari di bulan Suro karena dianggap bisa mengundang makhluk halus.
Pantangan ini dipercaya dapat membawa kesialan bagi yang melanggarnya.Meski tak memiliki dasar ilmiah, kepercayaan ini tetap dijaga karena diyakini bahwa bulan Suro memiliki energi kuat yang bisa menarik interaksi gaib.
Memotong kuku atau rambut di waktu tersebut dipercaya membuka celah bagi gangguan makhluk halus.Mengikuti larangan ini dianggap sebagai bentuk menghargai warisan leluhur dan menjaga keselamatan.
Meski hanya tradisi, kepatuhan terhadap pamali menjadi wujud penghormatan terhadap budaya Jawa yang telah turun-temurun.
Keutamaan Bulan Suro Atau Muharram dalam Islam
Dilansir dari laman resmi Badan Amil Zakat Indonesia, Muharram termasuk empat bulan suci dalam Islam selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Pada bulan ini, umat dianjurkan menghindari dosa dan memperbanyak amal karena nilainya dilipatgandakan.
Muharram juga menandai awal tahun Hijriah dan menjadi momen untuk introspeksi serta memperbarui niat ibadah. Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi di bulan ini, seperti selamatnya Nabi Musa dan penciptaan Nabi Adam.
Amalan seperti puasa Asyura, memperbanyak ibadah sunnah, serta bersedekah sangat dianjurkan di bulan ini. Muharram menjadi waktu terbaik untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT sepanjang tahun.
Sedang menganggap bulan suro dengan pantangan-pantangan yang bisa menjerumus ke dalam kesialan atau musibah dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam riwayat:
الطَّيَرَةُ شِرْكُ الطَّيَرَةُ شِرْكَ ». ثَلاَثًا « وَمَا مِنَّا إِلا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكَّلِ
Artinya "Beranggapan sial adalah kesyirikan, beranggapan sial adalah kesyirikan". Beliau menyebutnya sampai tiga kali. Kemudian Ibnu Mas'ud berkata, "Tidak ada yang bisa menghilangkan sangkaan jelek dalam hatinya. Namun Allah-lah yang menghilangkan anggapan sial tersebut dengan tawakal." (HR Abu Daud: 3910 dan Ibnu Majah: 3538. Syaikh Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Pertanyaan Seputar Bepergian Jauh di Bulan Suro
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar bepergian jauh di bulan Suro, beserta jawabannya:
1. Apakah benar bepergian jauh di bulan Suro itu berbahaya?
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Ini hanyalah kepercayaan tradisional.
2. Apa yang harus dilakukan jika terpaksa bepergian jauh di bulan Suro?
Berhati-hatilah, periksa kendaraan, rencanakan rute, dan berdoa.
3. Bagaimana cara menyikapi perbedaan pendapat tentang bepergian di bulan Suro?
Hormati perbedaan keyakinan dan ambil keputusan berdasarkan pertimbangan pribadi.
4. Apakah ada amalan khusus yang bisa dilakukan agar selamat saat bepergian di bulan Suro?
Berdoa dan bersedekah adalah amalan baik yang bisa dilakukan kapan saja.
5. Apakah bepergian untuk tujuan ibadah di bulan Suro juga dilarang?
Tidak, bepergian untuk tujuan ibadah justru sangat dianjurkan.