Khurafat Adalah Cerita Direkayasa, Kenali Ciri-ciri dan Penyebab Kemunculannya

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan masyarakat, banyak berkembang cerita-cerita yang diyakini sebagai kebenaran, padahal tidak memiliki dasar dari wahyu, sunnah, atau logika sehat. Cerita seperti ini biasanya berisi unsur mistis, berlebihan, dan sering digunakan untuk menakut-nakuti atau memanipulasi perilaku masyarakat. Dalam pandangan Islam, khurafat adalah segala bentuk kepercayaan atau cerita rekayasa yang menyimpang dari ajaran syariat dan berpotensi merusak akidah serta ketauhidan seorang Muslim. 

Dalam buku Khurafat, Tahyul & Mistik di Alam Melayu oleh Zahiruddin Zabidi, menjelaskan bahwa khurafat merujuk kepada segala bentuk kepercayaan yang bersifat palsu, tidak bersandarkan dalil syar’i, dan sering bercampur antara dongeng serta unsur syirik. Penjelasan ini menegaskan bahwa khurafat bukan hanya kesalahan intelektual, tetapi juga ancaman spiritual yang bisa menjerumuskan seseorang pada perbuatan tercela di sisi Allah. Di masyarakat, khurafat biasanya muncul dalam bentuk cerita leluhur, benda-benda keramat, atau ritual tertentu yang dipercaya mendatangkan berkah tanpa dasar agama. 

Menurut Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ayyuhal Walad, memberikan nasihat agar setiap penuntut ilmu menghindari hal-hal yang menyesatkan dari kebenaran. Ia menegaskan jangan kau habiskan waktumu pada hal-hal yang tidak ada manfaatnya di akhirat. Hati-hati dengan angan-angan kosong dan cerita palsu. Hal ini menjadi pengingat bahwa khurafat adalah salah satu bentuk “cerita palsu” yang harus diwaspadai oleh penuntut ilmu dan umat Islam secara umum. 

Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Jua’at (11/7/2025). 

Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam.

Khurafat Adalah 

Khurafat adalah istilah dalam Islam yang merujuk pada kepercayaan, cerita, atau ajaran yang tidak memiliki dasar syariat dan seringkali dikaitkan dengan hal-hal gaib atau mistik. Dalam masyarakat, khurafat berkembang dalam bentuk cerita turun-temurun yang diyakini secara membabi buta, padahal tidak memiliki sandaran dari Al-Qur’an, hadits, maupun akal sehat. 

Secara bahasa, kata “khurafat” berasal dari bahasa Arab khurāfah (خرافة), yang berarti dongeng atau cerita palsu. Dalam praktiknya, khurafat bisa berupa kepercayaan terhadap benda-benda bertuah, pemujaan kepada roh halus, ramalan nasib berdasarkan waktu kelahiran, atau keyakinan terhadap makhluk halus tertentu yang bisa membawa keberuntungan atau musibah. 

Dikutip dari buku Menabur Iman di Dada Anak oleh Wulan Mulya, menjelaskan bahwa khurafat adalah cerita-cerita yang dicampurkan perkara dusta, atau berdasarkan rekaan dan khayalan manusia semata. Sedangkan menurut Ali Mahfuz seorang ahli teologi Islam dalam buku berjudul Garis Panduan Khurafat dan Azimat oleh Jakim, khurafat adalah sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal yang sehat. Orang yang membawa hal-hal yang bersifat khurafat biasanya suka memutar balikkan fakta, memberikan hal-hal yang bersifat dusta, dan menonjolkan hal-hal yang batil. 

Ciri-Ciri Khurafat 

Agar umat Islam dapat menghindari khurafat, penting untuk mengenali ciri-cirinya. Beberapa ciri umum dari khurafat antara lain: 

1. Tidak memiliki dasar dalil syar’i 

Ciri utama dari khurafat adalah tidak adanya dalil dari Al-Qur’an atau hadits sahih. Kepercayaan tersebut hanya berdasarkan cerita masyarakat, mitos, atau hasil rekayasa individu tertentu. 

2. Berkaitan dengan hal-hal gaib yang tidak dapat diverifikasi 

Khurafat seringkali menyangkut makhluk gaib, arwah nenek moyang, benda pusaka, atau kekuatan mistik yang diyakini bisa mempengaruhi kehidupan manusia, padahal Islam sudah memiliki batasan tentang hal-hal gaib yang hanya diketahui oleh Allah. 

3. Mengandung unsur ketakutan atau pemaksaan 

Cerita khurafat biasanya membuat orang merasa takut untuk tidak mempercayainya. Misalnya, keyakinan bahwa jika tidak melakukan ritual tertentu, maka akan tertimpa musibah. 

4. Bercampur dengan adat istiadat lokal yang tidak tersaring 

Khurafat sering masuk lewat pintu adat atau tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun tanpa ada pembaruan atau klarifikasi agama. 

5. Menyerupai praktik syirik 

Khurafat kerap kali menyeret pelakunya pada syirik, yaitu mempersekutukan Allah, seperti mempercayai benda tertentu sebagai sumber kekuatan atau meminta pertolongan kepada jin dan roh selain Allah SWT. 

Nama Lain Khurafat 

Dikutip dari skripsi Khurafat dalam Perspektif Islam oleh Anita Salamah yang diterbitkan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, berikut ini terdapat beberapa nama lain khurafat adalah: 

1. ‘Adwa 

Penjangkitan atau penularan penyakit di zaman jahiliyyah mereka beranggapan bahwa penyakit berjangkit atau menular dengan sendirinya tanpa kehendak dan taqdir Allah SWT. 

2. Thiyarah 

Merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk yang artinya juga menganggap adanya firasat jelek karena melihat sesuatu seperti melihat burung, mendengar suara binatang, melihat bintang. 

Kemudian pecahnya barang perabotan, panasnya cincin yang dibuat jadi jimat, bergetarnya keris di dalam sarungnya, melihat garis tangan, percaya dengan menghubungkan angka, tanggal lahir dan lain sebagainya. 

3. Hamah 

Jenis burung yang keluar pada malam hari seperti burung hantu dan lainnya. Orang-orang jahiliyyah merasa bernasib sial kalau melihat burung hantu, apabila ada burung hantu hinggap diatas rumah salah seorang diantara mereka, dia merasa bahwa burung itu membawa berita semakin dekatnya kematian dirinya atau salah satu dari anggota keluarganya. 

4. Shafar 

Ini bulan kedua dalam tahun Hijriyyah, orang-orang jahiliyyah beranggapan bahwa bulan ini membawa nasib sial atau tidak menguntungkan, dan termasuk didalamnya ada hari, atau tanggal yang tidak baik. 

5. Nau’ 

Terbit atau teggelamnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyyah menisbahkan (menjadikan sebab) akan turunnya hujan kepada bintang ini dan bintang itu. 

6. Ghul 

Hantu jenis jin atau setan. Dulu orang Arab beranggapan bahwa ghul menampakkan diri kepada manusia di padang pasir dan dapat berubah-ubah bentuk serta mereka yakin bahwa ghul dapat meyesatkan mereka (orang arab) dalam perjalanan lalu membinasakan mereka. 

Penyebab Munculnya Khurafat 

Khurafat tidak muncul begitu saja. Ia tumbuh dan berkembang karena beberapa faktor, baik dari sisi internal umat Islam maupun dari pengaruh lingkungan sosial dan budaya. Berikut ini beberapa penyebab utama munculnya khurafat: 

1. Kurangnya ilmu agama 

Faktor terbesar penyebab tersebarnya khurafat adalah ketidaktahuan umat terhadap ajaran Islam yang benar. Banyak masyarakat tidak pernah belajar agama secara mendalam, sehingga mudah menerima informasi sesat tanpa menyaringnya terlebih dahulu. 

2. Pengaruh budaya lokal yang dominan 

Adat istiadat dan budaya yang berkembang di masyarakat sering kali lebih kuat dari pengaruh dakwah Islam, terutama di wilayah yang minim pendidikan agama. Tradisi seperti pemujaan keris, mandi kembang, atau persembahan kepada makhluk halus masih banyak dilakukan karena dianggap sebagai warisan leluhur. 

3. Adanya tokoh masyarakat atau dukun yang memanfaatkan keadaan 

Sebagian pihak dengan sengaja menciptakan cerita-cerita khurafat untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk menjual jimat, membuka praktik pengobatan mistis, atau melakukan ritual-ritual tertentu. 

4. Kurangnya kontrol dari tokoh agama 

Di beberapa tempat, tokoh agama tidak melakukan pengawasan terhadap praktik keagamaan di masyarakat. Akibatnya, khurafat berkembang tanpa ada koreksi atau pelurusan secara syar’i. 

5. Faktor psikologis dan ekonomi 

Dalam kondisi sulit, masyarakat sering mencari jalan pintas melalui hal-hal gaib. Khurafat muncul sebagai pelarian dari realitas hidup, dan menawarkan solusi instan tanpa usaha yang rasional. 

QnA Seputar Khurafat 

Q: Apa perbedaan antara khurafat, tahayul, dan sihir? 

A: Khurafat adalah kepercayaan atau cerita yang tidak berdasar syariat. Tahayul adalah anggapan bahwa benda atau peristiwa tertentu membawa pengaruh gaib. Sihir adalah praktik menggunakan kekuatan gaib untuk mempengaruhi orang lain. Ketiganya bertentangan dengan ajaran Islam dan bisa menjerumuskan kepada syirik. 

Q: Apakah semua tradisi masyarakat bisa dikategorikan sebagai khurafat? 

A: Tidak. Islam membolehkan adat atau budaya selama tidak bertentangan dengan syariat. Tradisi yang mengandung unsur syirik, kepercayaan palsu, atau ritual mistik termasuk dalam kategori khurafat. 

Q: Bagaimana cara membedakan antara kepercayaan yang benar dan khurafat? 

A: Lihat apakah kepercayaan tersebut memiliki dasar dari Al-Qur’an atau hadits sahih. Jika tidak, maka perlu dipertanyakan. Juga perhatikan apakah praktik tersebut mendekatkan diri kepada Allah atau justru melibatkan makhluk gaib tanpa dalil. 

Q: Apa hukumnya mempercayai cerita khurafat dalam Islam? 

A: Hukum mempercayai khurafat adalah haram karena bertentangan dengan akidah Islam. Jika sampai mempercayai adanya kekuatan selain Allah, maka hal itu bisa menjerumuskan kepada syirik besar. 

Q: Apakah menyebarkan cerita khurafat termasuk dosa? 

A: Ya. Menyebarkan cerita palsu yang dapat merusak akidah termasuk dalam kategori menyebarkan kebatilan. Dalam Islam, menyebarkan informasi yang salah tanpa tabayyun adalah perbuatan tercela. 

Q: Apa upaya Islam dalam memberantas khurafat? 

A: Islam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, memurnikan tauhid, dan mengikuti ajaran yang sahih berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Dakwah, pendidikan agama, dan koreksi terhadap adat menyimpang adalah bagian dari upaya melawan khurafat. 

Q: Apakah semua yang berkaitan dengan dunia gaib termasuk khurafat? 

A: Tidak. Dalam Islam, dunia gaib memang diakui (seperti malaikat, jin, surga, neraka), namun harus berdasarkan dalil syar’i. Kepercayaan terhadap hal gaib yang tidak memiliki dasar dalil adalah khurafat. 

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|